Bogor (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat melakukan deteksi dini kesehatan jiwa bagi pelajar melalui pengisian instrumen skrining gejala cemas dan depresi SRQ 20.
"Kesehatan jiwa ini masuk dalam penyakit tidak menular, keluhannya tidak hanya gangguan jiwa atau disebut gila, tetapi segala perilaku yang tidak semestinya disebut gangguan jiwa," kata Kepala Bidang PTM Dinas Kesehatan Kota Bogor, Firry Trianti, di Bogor, Senin.
Deteksi dini gejala cemas dan depresi melalui quesioner SRQ 20 diikuti 128 anak terdiri atas pelajar SMA kelas satu dan dua.
Pengisian SRQ 20 dilaksanakan pada saat sosialisasi faktor penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 20 sampai 22 Maret 2018 di Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Staf P2PTM Dinkes Kota Bogor Ria Aprianti menjelaskan sosialisasi PTM dan kesehatan jiwa dalam mencegah sejak dini faktor resiko PTM dimulai dari remaja.
"Kita sampaikan kepada mereka perilaku jahil berlebihan, dalam rangka mencari perhatian untuk sesuatu hal yang diinginkan, atau perilaku menarik diri itu bagian dari gangguan jiwa," kata Ria.
Baca juga: Kenali tanda-tanda subtil depresi
Melalui sosialisasi tersebut, pelajar yang bertindak sebagai kader kesehatan bisa merangkul teman-temannya yang memiliki perilaku tersebut. Mengingat pelajar usia belasan tahun memasuki fase lebay, yakni hal kecil yang dibesar-besarkan.
"Fase remaja ini, tidak berani menyampaikan keinginannya, jadi dibutuhkan orang ketiga untuk mendampingi, bisa teman dekat, guru BP," katanya.
Dalam sosialisasi kesehatan jiwa ini, pelajar diarahkan untuk berfikir bahwa jangan merasa paling lebay sendiri, tidak boleh membully, ataupun sikap kakak kelas yang mengintimidasi adik kelas.
"Kekerasan fisik, bulying, adalah hal-hal yang membuat anak-anak lebih depresi," katanya.
Deteksi dini cemas dan depresi melalui SRQ 20 ini lanjut Ria, untuk lebih mengerti kondisi kesehatan para pelajar, dengan mengisi jawaban dari 20 pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan atau masalah tertentu yang mungkin dirasakan mengganggu selama 30 hari terakhir.
Dalam menjawabnya pertanyaan tersebut jika keluhan atau masalah yang ditanyakan sesuai dengan kondisi yang dirasakan, maka penjawab dapat mencentang kolom jawaban YA, atau jika tidak mencentang kolom jawaban TIDAK.
"Minimal dari SRQ 20 ini kita bisa tau ada gangguan kecemasan dan depresi yang dialami para pelajar ini atau tidak," katanya.
Deteksi dini kecemasan dan depresi dapat dilihat dari jumlah jawaban Ya. Jika jawaban Ya lebih dari delapan, artinya kecenderungan ada gejala depresi dan gangguan emosional seperti cemas dan depresi.
"Deteksi dini bukan mendiagnosa, tetap untuk mengetahui perkembangan psikososial pada anak," kata Ria.
Baca juga: Menggambar bisa jadi terapi kala depresi
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018