"Ada dana pengganti telur penyu yang kami sediakan tetapi program ini menitikberatkan peningkatan pemahaman masyarakat untuk melestarikan penyu," kata Koordinator Komunitas Lestari Alam Laut untuk negeri (Latun), Ari Anggoro di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan dari temuan lapangan, para nelayan mengambil dan menjual telur penyu karena desakan ekonomi.
Untuk menjawab persoalan itu, Komunitas Latun menggalang donasi publik dan dijadikan dana kompensasi bagi nelayan yang menyelamatkan telur-telur penyu dari alam.
"Donasi publik kami kelola menjadi kompensasi untuk pelestari penyu dan saat ini sudah 800 telur penyu yang terkumpul," ucapnya.
Ratusan telur tersebut ditangkarkan di lokasi penangkaran yang dibangun dengan swadaya oleh komunitas di kompleks wisata Tapak Paderi, Kota Bengkulu.
Ari menambahkan, tantangan pelestarian penyu di pesisir Bengkulu cukup tinggi, terutama penyadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan spesies terancam punah itu.
Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, ada tujuh jenis penyu di dunia dan enam jenis hidup di perairan Indonesia.
Dari enam jenis penyu di perairan Indonesia, empat jenis mendarat dan bertelur di pesisir Bengkulu ,yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018