Tokyo, 10/7 (ANTARA) - Asosiasi Biro Perjalanan Jepang (JATA) mengemukakan, pihaknya sampai saat ini tidak mengeluarkan larangan yang membatasi warga Jepang untuk menggunakan maskapai penerbangan Indoensia. Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam pertemuan antara Perwakilan Garuda Indonesia di Jepang dengan dewan direksi JATA di Tokyo, Selasa petang. "Selama ini pihak JATA belum menerima apa pun saran dari otoritas penerbangan sipil Jepang yang berwenang mengeluarkan larangan atau peringatan dalam masalah ini," kata Direktur dan Sekjen JATA Takaya Okuyama, seperti dikutip Regional Manager Garuda untuk Jepang, Cina, Korsel dan AS Arif Wibowo. Pertemuan berlangsung di Gedung JATA di Kasumigaseki, Chioda-ku, di kawasan yang sama dengan kantor perwakilan Garuda. Pertemuan itu merupakan inisiatif Garuda guna meyakinkan publik Jepang terhadap standar keamanan dan keselamatan penerbangan. Hadir dalam pertemuan itu, Presiden JATA Harumi Umeda, Direktur dan Sekjen JATA Takaya Okuyama, Direktur dan Wakil Sekjen Hiromi Yonetani, Assistant General Manager International Affairs Yoshinori Katagiri, dan Manejer Outbond Travel Shunsuke Hayashi. JATA secara tradisi sangat menuruti apa yang disarankan oleh pemerintah Jepang. Sama seperti organisasi lainnya di Jepang yang amat menghormati kebijakan yang diambil oleh pemerintahnya. "Semuanya kami kembalikan ke otoritas yang bewenang," ujar Okuyama. JATA pada kesempatan itu juga menyampaikan bahwa pihaknya tetap memasukkan Indonesia sebagai destinasi yang favorit. "Kami tetap berkeinginan membangun destinasi Indonesia lebih jauh lagi," ujar Presiden JATA Harumi Umeda, yang sore itu lebih banyak mengeluarkan pernyataan bernada normatif. Pihak Garuda sendiri menawarkan diri mengundang para pimpinana JATA untuk berkunjung ke Jakarta dan Bali, guna melihat sendiri upaya-upaya yang tengah dilakukan Garuda dan otoritas penerbangan nasional dalam memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan sipil. "Kami berkeinginan agar JATA ke Jakarta untuk menyaksikan dari dekat fasilitas yang dimiliki Garuda Maintanenance Facility atau GMF dalam mengupayakan standar keamanan dan keselamatan penerbangan," ujar Arif Wibowo. Mereka juga diharapkan berkunjung ke Bali, ujar Arif yang memiliki pengalaman di GMF, agar pihak JATA juga mengetahui standar kualifikasi keamanan yang tinggi yang diterapkan di bandara Ngurah Rai, Denpasar. "Dengan melihat dari dekat, maka bisa diketahui bersama upaya-upaya yang dilakukan Indonesia dan Garuda selama ini," ujarnya. Senin (9/7) lalu, Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar juga menyampaikan penghargaanya kepada pemerintah Jepang yang bersikap hati-hati dan tidak tergesa-gesa mengikuti Uni Eropa (UE) yang melarang maskapai penerbangan Indonesia terbang ke wilayahnya. Akhir pekan lalu (6/7), badan penerbangan sipil Jepang (CAB-Civil Aviation Bureau) juga telah melakukan pemeriksaan "on the spot" terhadap pesawat Garuda GA-881 rute Tokyo-Denpasar-Jakarta, dengan hasil audit bernilai baik.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007