Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China mengungsikan 150.000 orang di desa-desa China timur yang mungkin kebanjiran saat hujan lebat yang telah menewaskan lebih dari 100 orang di seluruh negara itu.
Air bah akan dialihkan ke lokasi penampungan banjir Mengwa dekat Fuyang di provinsi Anhui, China timur jika dan apabila tingkat air Sungai Huai naik 29,3 meter , diperkirakan Selasa petang, kata Markasbesar Pengendali Banjir dan Penanganan Kekeringan Negara.
Pemerintah provinsi Anhui memerintahkan para pejabat berwenang di daerah Mengwa, dengan 75 desanya untuk mengungsikan penduduk, kata markasbesar itu di situsnya.
"Sekitar 131 daerah yang letaknya lebih tinggi untuk menampung para pengungsi akan menjadi pulau-pulau terpisah apabila pintu-pintu pengendali banjir dibuka," kata suratkabar People`s Daily.
Air itu dibuang apabila tingkat air di bendungan Wangjiaba naik mencapai 29,3 meter dan tingkat itu sekarang sudah mencapai 29,22 meter Selasa pagi, kata kantor berita resmi Xinhua,
Sejauh ini sebelas orang tewas akibat banjir di Anhui dan lebih dari 430.000 orang terlantar, seperempat dari mereka menghadapi kekurangan air minum, kata Xinhua.
Daerah Mengwa, di bagian kebun gandum Anhui utara terendam akibat air banjir Sungai Huai lebih dari 10 kali sejak dibangun tahun 1953, kata medua pemerintah itu.
Hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor yang menewaskan paling tidak 101 orang di paling tidak enam provinsi sejak akhir Juni, kata suratkabar itu. Paling tidak 26 orang hilang.
Hujan diramalkan akan turun lagi dalam tiga hari ke depan di sepanjang Sungai Huai, yang mengalir melalui provinsi tengah Henan, provinsi timur Anhui dan Jiangsu.
Sejulmah 545 orang tewas akibat bencana alam di China dalam paruh pertama tahun ini, kata sebuah laporan yang dikeluarkan Kementerian Urusan Sipil, Senin.
Sejumlah 78 orang lainnya hilang akibat bencana alam termasuk banjir, tanah longsor, badai, badai salju dan gempa.
Musim topan sedang melanda Laut China Selatan dan satu badai tropis berada di timur Filipina, Selasa, menuju pantai China, demikian laporan Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007