Makassar (ANTARA News)- Panitia pelaksana pertandingan menyiapkan pengamanan berlapis untuk mengantisipasi segala kemungkinan, terutama pada laga perdana PSM menghadapi PSIS Semarang di Stadion Mattoanging Makassar, Sulsel, 25 Maret 2018.
Ketua panpel PSM, Yahya Sirajuddin, di Makassar, Sabtu, mengatakan, panitia pertandingan memang tidak hanya mengandalkan dari pihak kepolisian ataupun pengamanan pribadi namun juga melibatkan anggota TNI untuk memaksimalkan pengamanan.
"Jadi selain kita melibatkan dari pihak kepolisian dan pengamanan sendiri, kita juga menghadirkan bantuan pengamaman dari unsur TNI. Ini tentu saja sebagai upaya agar pertandingan bisa berjalan sukses dan lancar," katanya.
Namun berbeda dengan keamanan dari pihak kepolisian dan pengamanan sendiri dari manajemen, untuk pengamanan dari TNI akan ditugaskan atau difungsikan pada babak kedua. Alasannya karena pertandingan babak kedua memang kadang kala suasananya lebih memanas dan tentu perlu mendapat perhatian tersendiri.
Peningkatan pengamanan khususnya di babak kedua memang patut menjadi perhatian karena melihat pengalaman sebelumnya.
"Jadi dari bidang keamanan, memang ada hal terbaru yakni melibatkan TNI, selain dari Polrestabes dan Brimob. Jadi setelah jeda babak pertama, anggota dari TNI akan langsung merapat ke setiap sudut stadion untuk mengawasi," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan lebih memperketat pengawasan pada pihak keamanan sendiri. Potensi petugas keamanan yang mungkin memasukkan anggota keluarganya tanpa membayar atau secara gratis, juga akan dipantau.
Dan jika terbukti melakukan hal itu maka pihak panitia pelaksana akan meninformasikan ke atasan mereka untuk ditindaklanjuti.
Pihak penyelenggara juga akan lebih teliti memeriksa setiap penonton sebelum masuk ke stadion. Kenyataan masih banyaknya penonton yang membawa petasan atau menyalakan flare juga menjadi fokus dari panitia untuk kompetisi musim ini.
"Iya, jadi memang dilema juga karena penonton melakukan itu sebagai wujud dari kecintaan terhadap tim kesayangannya. Namun kami akan lebih teliti dan ketat apalagi ada sanksi yang menunggu jika dilakukan," sebutnya.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018