Jakarta (ANTARA News) - KPK menginformasikan, dalam beberapa hari ke depan penglihatan mata kiri Novel Baswedan berangsur membaik pasca dilakukan operasi tahap dua, Jumat (23/3), di Singapura.
"Pada pukul 08.00 waktu Singapura, dokter berkunjung ke rumah sakit, intinya menyampaikan hasil operasi baik. Mata kiri Novel sudah dapat melihat bayangan jari digerakkan dan bayangan tubuh. Proses perbaikan penglihatan mata kiri ini butuh waktu karena baru kemarin operasi dilaksanakan," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di Jakarta, Sabtu.
Sementara terkait pendarahan di dalam mata yang ditemukan pada operasi kemarin, kata dia, dokter meminta Baswedan ke klinik untuk dilakukan pemeriksaan memakai ultrasonografi dan berkonsultasi dengan dokter ahli retina.
Kemudian pada pukul 09.00 waktu Singapura, Baswedan menuju ke klinik untuk dilakukan USG oleh dua dokter ahli.
"Hasilnya, terlihat ada bekuan darah yang posisinya bukan di retina sehingga kondisi retina aman. Kondisi ini akan dipastikan kembali pada pemeriksaan-pemeriksaan selanjutnya," ucap Diansyah.
Ia menyatakan, kondisi terburuk terkait pendarahan ini adalah apabila beberapa minggu ke depan penglihatan terganggu karena pembekuan darah itu, maka bekuan akan di ambil atau dilakukan operasi pengambilan bekuan.
"Namun, dokter tidak berharap itu terjadi. Dikarenakan baru selesai operasi kemarin, maka masih terdapat pembengkakan pada lapisan gusi pada mata kiri tersebut yang akan membaik atau mengempis dalam beberapa hari ke depan. Lensa dan gusi akan tumbuh rata, kondisi sekarang lensa berada agak di dalam lapisan gusi," katanya.
Lebih lanjut, Diansyah menyatakan, Minggu pagi (25/3), dokter akan melakukan pemeriksaan kembali dan diharapkan Novel sudah diperbolahkan keluar rumah sakit untuk melakukan rawat jalan dan harus tetap tinggal di Singapura sekitar tiga sampai empat minggu ke depan untuk kontrol rutin.
Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Mesjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata bekas perwira menengah polisi inipun rusak, sehingga dia harus dirawat di Singapura sejak 12 April 2017.
Dia salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018