Di tengah memburuknya hubungan politik antara Beijing dan Taipei, China telah meningkatkan upayanya untuk memenangkan demografi kunci Taiwan atau generasi muda misalnya menawarkan insentif untuk mendirikan bisnis di China.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya dan menganggap orang-orang dari pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai warga negara China.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan untuk membahas sesi parlementer yang baru-baru ini diakhiri di China, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan pemerintah harus melakukan upaya untuk melawan China yang mencoba untuk menarik bakat personal, seperti siswa dan guru.
"Beberapa anggota dewan mengatakan bahwa pemuda di Taiwan memiliki perasaan besar pada demokrasi dan kebebasan, berbeda dengan lingkungan di masyarakat China daratan yang tidak memiliki perasaan tersebut," katanya.
"Pemerintah dapat memperkuat dan memamerkan keunggulan Taiwan, dan membantu kaum muda memahami risiko yang mungkin terjadi."
Taiwan adalah salah satu isu yang paling sensitif di China, dan permusuhan keduanya telah meningkat sejak Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokrat yang pro-kemerdekaan memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016.
China khawatir dia ingin mendorong kemerdekaan formal, meskipun Tsai mengatakan dia ingin mempertahankan status quo dan perdamaian.
Presiden China Xi Jinping pada hari Selasa memperingatkan Taiwan akan menghadapi "hukuman sejarah" untuk setiap upaya separatisme yang dilakukan, sebuah peringatan terkuatnya ke pulau itu.
China juga marah dengan undang-undang baru Amerika Serikat yang mendorong kontak dan pertukaran antara pejabat AS dan Taiwan meskipun mereka tidak memiliki ikatan formal.
Komitmen AS untuk Taiwan tidak pernah lebih kuat dan pulau ini menjadi inspirasi bagi kawasan Indo-Pasifik lainnya, kata seorang diplomat senior AS di Taipei pekan ini, demikian Reuters.
(R029/O001)
Pewarta: SYSTEM
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018