Batusangkar, Sumbar (ANTARA News) - Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan cikal bakal dari lahirnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah Islam yang moderat.
"Keberadaan PTKIN tidak terlepas dari keberadaan Islam yang moderat, Islam yang washathiyyah, tidak ekstrim," katanya di Batusangkar, Sumbar, Jumat.
Dengan demikian, Islam yang moderat haruslah dijaga dan dikembangkan oleh civitas akademika dalam rangka menjaga keindonesiaan, yang juga dikenal sebagai negara yang agamis.
Menurut dia, pada masa sekarang ini pemahaman sekelompok orang terhadap sesuatu yang berkaitan dengan agama bahkan dapat memicu terjadinya perpecahan.
Pemahaman tersebut lahir karena adanya perbedaan sudut pandang dalam memahami Al Quran atau nash yang menjadi sumber bagi umat Islam.
Ia menjelaskan setidaknya terdapat dua pendekatan yang saling bertolak belakang dalam memahami Al Quran, yaitu pendekatan konservatif dan liberalisasi.
Pendekatan konservatif ialah pendekatan sangat mendewakan teks, sehingga mengabaikan akal pikiran dan konteks, karena hanya bertumpu kepada teks semata, sementara kebalikan dari konservatif ialah liberalisasi.
"Dua pendekatan yang pada hakikatnya adalah khazanah kekayaan keilmuan yang saat ini sengaja dibentur-benturkan sehingga memicu terjadinya perpecahan," kata dia.
Hal inilah yang menjadi fenomena di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dimana satu pihak merasa paling benar dan pihak lainnya juga merasa paling benar.
Menurut dia, perguruan tinggi agama akan memainkan peran sebagai lembaga keilmuan yang moderat untuk mencegah terjadinya perpecahan dalam umat Islam.
"Mereka akan mengajak semua kalangan yang berselisih tersebut untuk kembali pada nilai-nilai Islam moderat," tambahnya.
Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018