Sekretaris Perusahaan PGE Tafif Azimudin dalam rilis di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Direktur Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) Polda Bengkulu Kombes Pol. Mohamad Arifin melakukan kunjungan kerja ke proyek Hululais di Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Rabu (21-3-2018) sebagai bagian asistensi sistem pengamanan Polri terhadap objek vital nasional (obvitnas) PGE sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kunjungan tersebut juga sekaligus memahami lebih jauh terkait dengan kegiatan operasional bisnis panas bumi, katanya.
Mohamad Arifin mengatakan bahwa pengamanan obvitnas, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas) dan panas bumi (geothermal) sudah menjadi tanggung jawab dan komitmen semua pemangku kepentingan.
Pemerintah pun telah mengaturnya melalui Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional (Obvitnas) dengan pertimbangan bahwa obvitnas memiliki peran penting bagi kehidupan bangsa dan negara ditinjau dari aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Khusus di lingkup industri migas, lanjut dia, pengamanan sangat dibutuhkan karena wilayah kerja fasilitas operasi migas yang merupakan aset negara.
Mohamad Arifin menambahkan bahwa asistensi tersebut juga sebagai wujud tanggung jawab Polda Bengkulu dalam menjaga obvitnas di Provinsi Bengkulu, yang menjadi wilayah teritorialnya.
Obvitnas, menurut dia, bisa berjalan dengan baik apabila telah menerapkan sistem manajemen pengamanan yang komprehensif sehingga gangguan bisa diredam semaksimal mungkin.
"Kami, dalam hal ini Polda Bengkulu sangat mendukung penuh operasional proyek PGE di Hululais," tegas Mohamad Arifin.
Saat "site visit" ke lokasi pemboran sumur Geothermal HLS-D/1, Cluster A, Cluster X, dan Disposal, Direktur Pamobvit Polda Bengkulu, yang didampingi jajaran perwira Polda Bengkulu lainnya, selanjutnya mendapat pemaparan lebih detail dari Pimpinan Proyek Hululais Hasan Basri.
Menurut Hasan Basri, proyek panas bumi PGE Hululais adalah proyek strategis untuk ketahanan energi nasional terutama bagi Provinsi Bengkulu dan juga Sumatera.
Oleh karena itu, menurut dia, keberadaan proyek Hululais sangat memerlukan dukungan sistem manajemen pengamanan yang baik.
"Proyek Hululais ini padat modal dan teknologi. Apabila pengamanan kurang diperhatikan, bisa berpotensi terhambatnya proyek," kata Hasan.
Saat ini PGE memiliki 12 wilayah kerja panas bumi dengan total kapisitas terpasang sebesar 617 megawatt yang dihasilkan dari Kamojang 235 megawatt, Ulubelu 220 megawatt, Lahendong 120 megawatt, Sibayak 12 megawatt, dan Karaha 30 megawatt.
Selain itu, secara paralel PGE sedang mengerjakan proyek-proyek panas bumi yang terdiri atas Lumutbalai Unit 1&2 kapasitas 2 x 55 megawatt, Hululais Unit 1&2 kapasitas 2 x 55 megawatt, dan Sungai Penuh Unit 1&2 kapasitas 2 x 55 megawatt.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018