Bukan kepada Tiongkok saja dampaknya, bisa saja nantinya ke kawasan Eropa."

Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) pada Jumat ditutup melemah senilai 43,37 poin lantaran dipicu sentimen yang datang dari faktor eksternal, terutama kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed).

IHSG BEI ditutup melemah 43,37 poin atau 0,69 persen menjadi 6.210,69, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,16 poin (0,89 persen) menjadi 1.017,48.

"Sentimen dari kebijakan The Fed masih mempengaruhi pergerakan bursa saham global, termasuk IHSG," ujar analis BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar, di Jakarta, Jumat.

Saat ini, menurut dia, persepsi yang muncul di pasar, The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif menyusul proyeksi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) yang meningkat.

Ia menyatakan bahwa sentimen mengenai perang dagang akbat kebijakan proteksi AS juga masih menjadi kekhawatiran investor di pasar saham. Kebijakan itu, dampaknya berpotensi melebar ke negara-negara Eropa.

"Bukan kepada Tiongkok saja dampaknya, bisa saja nantinya ke kawasan Eropa," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pergerakan IHSG BEI relatif masih lebih baik dibandingkan bursa saham eksternal yang mengalami tekanan cukup dalam. Artinya, pelemahan IHSG BEI bukan dipicu sentimen dari dalam negeri.

"Kita paling defensif dibandingkan bursa negara lain. Beberapa investor lokal juga mulai melakukan aksi beli," demikian Andri Zakaria Siregar.

Sementara itu, frekuensi perdagangan BEI tercatat sebanyak 359.388 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,430 miliar lembar saham senilai Rp8,679 triliun. Sebanyak 109 saham naik, 251 saham menurun, dan 116 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 974,13 poin (4,51 persen) ke 20.617,86, indeks Hang Seng melemah 761,76 poin (2,45 persen) ke 30.309,29 dan Straits Times melemah 69,98 poin (2,00 persen) ke posisi 3.421,39.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018