Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah, Selasa pagi, menguat mendekati level Rp9.000 per dolar AS, karena pelaku lokal berlanjut memburu rupiah.
Nilai tukar rupiah naik sembilan poin menjadi Rp9.011/9.016 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.020/9.028 per dolar AS.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah mendapat dukungan pasar, sehingga menguat sejalan dengan melemahnya dolar AS di pasar regional.
Dolar AS mendapat tekanan setelah pelaku asing memperkirakan bahwa Bank Sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunganya, sedangkan sejumlah bank sentral menaikkan suku bunganya, katanya.
Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar asing juga sedang menunggu pernyataan Ketua The Fed, Ben Bernanke, mengenai kebijakan moneter AS terhadap inflasi yang cenderung meningkat.
Kostaman mengemukakan rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS apabila kondisi seperti ini terus berlanjut.
Apalagi data pesanan mesin Jepang pada Juni 2007 meningkat mencapai 5,9 persen dibanding bulan lalu 2,3 persen mendorong pelaku asing lebih cenderung membeli yen ketimbang dolar AS yang pada akhirnya juga akan mengimbas ke pasar domestik khususnya rupiah.
Namun pelaku pasar juga agak khawatir akan timbul penjualan yen menjelang pertemuan dua hari Bank Sentral Jepang (BoJ), tuturnya.
Dolar AS di pasar regional turun dari 123,40 menjadi 123,30, euro terhadap dolar AS menjadi 1,3625 per dolar AS, euro turun 0,1 persen terhadap yen menjadi 168,00.
Menurut dia, kenaikan rupiah agak tertahan oleh melemah pasar saham regional, karena investor cenderung melepas sahamnya, meski saham industri elektronik dari Korea seperti LG menguat tajam.
Namun kenaikan rupiah itu menunjukkan faktor fundamental ekonomi Indonesia semakin baik dengan laju inflasi yang terus turun, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007