Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Facebook menyatakan dalam versi terbaru nanti, permintaan data selain nama, foto profil dan alamat email harus melalui persetujuan pihak Facebook.
Media sosial terbesar itu juga mendorong penggunanya mengelola aplikasi yang digunakan dengan menampilkan aplikasi apa saja yang terhubung dengan akun pengguna Facebook dan juga memberikan kendali atas data apa saja yang diizinkan untuk digunakan.
Jika seseorang tidak menggunakan sebuah aplikasi selama tiga bulan terakhir, berdasarkan kebijakan baru Facebook, akses terhadap data pengguna akan dinonaktifkan.
Facebook pun akan memberitahukan kepada pengguna yang terdampak dari penyalahgunaan data oleh aplikasi tertentu agar pengguna dapat mengetahui data miliknya telah diakses pihak lain.
Ke depannya, jika Facebook menghapus sebuah aplikasi yang telah menyalahgunakan data, hal tersebut akan diberitahu kepada semua pengguna aplikasi tersebut.
Terakhir, Facebook memberikan penghargaan kepada orang yang menemukan adanya risiko keamanan di Facebook dan akan mengembangkan program Bug Bounty agar pengguna dapat melaporkan saat menemukan penyalahgunaan data yang dilakukan oleh pengembang aplikasi.
Ada pun dalam status Facebook, sang CEO Mark Zukerberg menulis sedang mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan memastikan kejadian itu tidak akan terulang.
Menurut dia, tindakan untuk pencegahan telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
"Namun, kami juga melakukan kesalahan, masih banyak hal yang harus kami lakukan, dan kami perlu meningkatkan upaya kami untuk mengatasi hal ini," tulis dia.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018