Buranga (ANTARA News) - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai mengatakan radikalisme di Sulawesi Tenggara awalnya tumbuh dari institusi ilmiah atau kampus tertentu.
"Sebagai putra daerah yang bergelut dalam upaya pencegahan dan pemberantasan radikalisme maupun teroris terkejut memperoleh informasi bahwa radikalisme tumbuh dalam lingkungan kampus," kata Ansyaad, Kamis.
Hal tersebut dikemukakan Ansyaad Mbai saat menjadi pembicara pada forum seminar kebangsaan yang mengusung tema "Menangkal Radikalisme, Meneguhkan Pancasila".
Selain menghadirkan Ansyaad Mbai, seminar yang diselenggarakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sultra itu juga menampilkan kader senior HMI Akbar Tanjung sebagai narasumber.
Ansyaad Mbai mengajak segenap elemen bangsa untuk bersama-sama mencegah radikalisme dan terorisme yang meresahkan dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia menambahkan pemerintah membekukan organisasi masyarakat yang disinyalir memiliki afiliasi atau misi mengubah ideologi negara maupun membentuk generasi muda radikalisme.
"Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak menerima dibekukan oleh pemerintah. Menempuh upaya hukum itu yang tepat," kata Ansyaad.
Pewarta: Sarjono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018