Samarinda (ANTARA News) - Jumlah lahan kritis di Kalimantan Timur terus bertambah yang kini diperkirakan mencapai enam juta hektare, termasuk pada daerah mangrove dan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga butuh penanganan serius untuk upaya rehabilitasi lingkungan itu. Kepala Balai Pengelolaan (BP) DAS Kaltim, Hasanuddin Guntur, di Samarinda, Senin, menjelaskan bahwa jumlah itu akan terus meningkat jika tidak ada upaya rehabilitasi dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta untuk mengelola lahan kritis tersebut menjadi lahan hijau dan lahan produksi. "Kawasa yang rusak itu tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Kami (BP DAS) masih menyusun strategi untuk melakukan rehabilitasi namun perlu adanya koordinasi antarlintas sektoral termasuk masyarakat untuk mensingkronkan program-program dalam pengelolaan DAS," kata Hasanuddin Guntur. Salah satu faktor penyebab semakin luasnya kerusakan DAS di Kaltim akibat banyaknya penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukannya. Jumlah hutan dan lahan di Kaltim mencapai 17 juta hektare. "Terus tumbuhnya areal tambak di sepanjang sungai menjadi salah satu faktor tingginya angka kerusakan DAS," katanya. Termasuk perambahan hutan lindung oleh masyarakat dan perusahaan yang tidak terkontrol mengakibatkan rusaknya ekosistem di sepanjang DAS. Data PB DAS Kaltim menyebutkan bahwa terdapat 19 Daerah Aliran Sungai di Kaltim dengan 126 Sub DAS. Ia memperkirakan bahwa DAS yang butuh penanganan serius itu, antara lain DAS Mahakam terdiri 37 sub DAS dengan luas 7,688 juta Ha,DAS Sangatta (Kutai Tumur) terdiri lima sub DAS seluas 269.863 Ha dan DAS Kandilo (Pasir) terdiri tiga sub DAS seluas 467.640 Ha. Kriteria skala prioritas pengelolaan DAS itu mengacu pada Kepmenhut No. 346/Menhut V Tahun 2005 mengenai jumlah lahan kritis, kesesuaian penggunaan lahan, indeks erosi, morfo erosi, tata air termasuk banjir dan fluktuasi debit air serta aset dan nilai investasi bangunan di sekitar DAS. "Kami masih akan merevisi ketiga DAS yang akan kita prioritaskan untuk dilakukan perencanaan pengelolaan. Parameter yang menjadi prioritas itu, sesuai kondisi di sekitar DAS itu sendiri," katanya. Pihak BP DAS menjelaskan bahwa belum mengkalkulasi luasan lahan kritis di wilayah 19 DAS Kaltim, sedangkan data data kerusakan enam juta hektare itu diakumulasi per kecamatan dan kabupaten serta kota di Kaltim. "Kami baru menyusun strategi pengelolaan dan menghitung tingkat kerusakan serta penyebabnya untuk menentukan langkah rehabilitasi," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007