Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis, mengatakan prediksi tentang Indonesia bubar pada 2030 merupakan hal fiktif belaka sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan selama masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan di Tanah Air.
"Saya kira itu sudah banyak dibahas, itu tentu sesuatu yang mendapat perhatian, tapi kan fiksi," kata Wapres usai membuka The 7th Southeast Asian Studies Symposium 2018 di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Kampus Salemba Jakarta, Kamis.
Wapres mengatakan potensi perpecahan memang selalu berlaku di setiap negara, tidak hanya Indonesia; namun hal itu tentu dapat dicegah apabila masyarakat dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
Wapres selalu menyerukan persatuan dan perdamaian di setiap daerah di Indonesia yang berkonflik, karena peperangan tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi kesejahteraan warga negara.
"Apabila kita tidak betul-betul menjaga persatuan, bisa saja terjadi seperti di Balkan, Rusia, di Uni Soviet. Tapi hal itu sering terjadi, perpecahan. Oleh karena itu, saya peringatkan untuk terus bersatu, menjaga persatuan, (mewujudkan) pemilu yang aman karena (perpecahan) itu terjadi di negara tapi alhamdulillah di negara kita tidak," jelasnya.
Prediksi terkait bubarnya negara Indonesia pada 2030 dimuat dalam novel fiksi karangan P.W. Singer dan August Cole berjudul "A Novel of the Next World War: Ghost Fleet".
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto, dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, menyinggung prediksi tersebut dalam pidatonya.
"Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajiaj dimana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Mereka ramalkan kita ini bubar," kata Prabowo dalam video tersebut.
Baca juga: Presiden tertawa tanggapi prediksi Indonesia bubar 2030
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018