"Bersatu adalah rahmat, bercerai-berai adalah azab. Ini adalah landasan keagamaan para ulama. Jadi, persatuan adalah ajaran agama Islam yang harus disampaikan oleh para ulama kepada umatnya," kata Marsudi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, saat ini peran ulama sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk kembali menyatukan dan merajut persatuan karena ada potensi perpecahan bangsa dan rongrongan terhadap kebhinekaan.
Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini mengatakan banyak negara yang hancur karena perpecahan masyarakatnya yang tidak bisa dibendung lagi, seperti Afghanistan yang dilanda perang saudara.
"Padahal mayoritas penduduk di sana beragama Islam. Perang di Afghanistan belum selesai, sudah pindah ke Irak. Kemudian Irak belum selesai perangnya sudah pindah ke Libya, dan terakhir di Suriah," katanya.
Menurut dia, Indonesia sudah lama memiliki potensi perpecahan seperti itu. Namun, berkat jasa para pahlawan dan ulama, berbagai serangan dan gangguan berhasil dihalau.
Dikatakannya, sebelum Indonesia terbentuk, ulama di Nusantara telah memiliki mimpi yang sangat besar untuk mendirikan sebuah bangsa yang besar.
Untuk mewujudkan impian itu, lanjut Marsudi, para ulama membentuk organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Wathan, NU, PERSIS, PUI, dan Muhammadiyah. Organisasi ini tidak hanya memiliki misi keagamaan, tetapi juga berhasil menanamkan rasa nasionalisme kepada umatnya untuk bermimpi memiliki sebuah bangsa.
Para ulama juga terlibat dalam merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai landasan dasar negara. Ideologi bangsa ini merupakan salah satu sumbangsih ulama untuk bangsa ini yang wajib dijaga.
"Jadi, peran ulama dalam mendirikan dan menjaga NKRI ini sangat besar. Fakta ini tidak boleh dilupakan oleh generasi saat ini," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018