Sebuah studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa memilih kursi di dekat jendela dan tetap duduk selama penerbangan meminimalkan peluang Anda bersentuhan dengan penumpang yang sakit.
Orang-orang yang duduk di sepanjang lorong kemungkinan besar menghadapi penumpang atau awak pesawat yang sakit disekitarnya dan ini meningkatkan kemungkinan mereka terkena infeksi.
Untuk sampai pada temuan ini, para peneliti meneliti 10 penerbangan domestik, melacak pergerakan penumpang dan anggota awak selama perjalanan.
Selama 10 penerbangan yang berlangsung antara 3,5 dan lima jam itu, mereka mengamati satu orang yang batuk.
Melalui cara ini, para peneliti menciptakan model penularan penyakit dengan menggunakan pola pergerakan penumpang, serta cara penyakit pernapasan menyebar - yaitu oleh orang yang sakit batuk, bersin atau bernapas di sekitar orang lain.
Mereka menemukan bahwa 11 orang yang duduk paling dekat dengan penumpang yang sakit - dua lainnya di baris mereka, tiga penumpang di barisan depan dan belakang serta tiga penumpang yang duduk di baris ini di seberang lorong - adalah yang paling mungkin ikut menjadi sakit.
Di luar radius ini, orang-orang di dekat jendela memiliki risiko sakit terendah.
Penumpang yang sakit kemungkinan akan menginfeksi, paling banyak, dua penumpang lainnya,
sementara awak pesawat yang sakit - yang mungkin bergerak di sekitar kabin jauh lebih sering selama penerbangan, bisa menginfeksi empat atau lima orang.
Namun demikian, para peneliti mencatat bahwa kru tidak mungkin bekerja saat mereka sakit dan jika mereka tetap bekerja, mereka dapat minum obat, yang dapat mengurangi risiko menulari orang lain. Demikian seperti dilansir Time.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018