"Hari ini teman-teman kita di sana melakukan patroli dan terpantau Bonita mulai masuk ke kawasan hutan," kata ketua tim penyelamat Bonita, Mulyo Hutomo, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Kawasan hutan itu adalah jalur hijau atau "green belt" yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP).
Dua bulan terakhir ini Bonita terus berkeliaran di perkebunan sawit milik perusahaan Malaysia tepatnya areal Eboni 62, 63, dn 64. Selama itu pula si raja rimba yang diketahui berjenis kelamin betina dan berusia sekitar empat tahun itu membunuh dua manusia.
Hari ini Bonita diperkirakan mulai masuk jalur hijau tidak jauh dari Eboni 68 PT THIP. Kawasan hutan itu memiliki luas 22 kilometer persegi.
Hutomo memastikan, meskipun Bonita tidak lagi berada di kawasan perkebunan sawit, tim gabungan penyelamat Harimau terdiri dari TNI, Polri, BBKSDA serta Pemerintah setempat terus akan mencari dan menyelamatkan harimau itu.
Baca juga: Harimau Bonita yang serang warga lolos lagi
"Jadi meski telah memasuki kawasan hutan, tetap kami akan berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan. Itu mutlak dilakukan karena Bonita dalam keadaan sakit," kata dia.
Lebih dari 30 personel gabungan TNI, Polri, BBKSDA serta pemerintah daerah terus mencari Bonita yang dipecah ke dalam tiga tim yang masing-masing beranggotakan tujuh personel dan seorang penembak bius.
Penyisiran dilakukan siang malam dengan menyisir jalur Bonita yang telah dipetakan oleh tim sebelumnya.
Bonita menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir setelah menewaskan dua korban.
Jumiati menjadi korban pertama dan meninggal awal Januari 2018. Perempuan berusia 33 ini diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.
Terakhir, Yusri Efendi (34) meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati.
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018