Dumai, Riau (ANTARA News) - Sedikitnya sembilan rumah toko emas dan kelontong di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Kota Dumai ludes terbakar diduga akibat hubungan arus pendek listrik dari salah satu bangunan, Selasa (20/3) malam.
Menurut informasi warga setempat, dalam peristiwa kebakaran di pusat perkotaan Dumai ini, sempat terdengar juga suara ledakan diduga bersumber dari tabung gas elpiji di salah satu bangunan.
Pantauan di lapangan, untuk memadamkan api, dikerahkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran, dua dari Pertamina RU II dan lima armada milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai.
Sederetan ruko yang terbakar adalah Toko Mas Indonesia, toko mas Paris, toko mas Asia, toko mas Cendrawasih, toko mas Cantik, toko mas Berlian Baru, toko mas Cahaya, toko mas Family Jaya, dan satu toko kelontong.
Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo tampak turun ke lokasi kebakaran untuk memimpin upaya pemadaman, sekaligus mengajak warga agar tidak memadati tempat itu karena berbahaya.
Petugas pemadaman akhirnya berhasil mengendalikan kobaran api selama lebih kurang tiga jam dibantu sejumlah armada damkar dengan menyemprotkan air di bagian dalam dan atas ruko terbakar.
Kepala BPBD Dumai Tengku Ismet mengatakan, peristiwa ruko terbakar di jalan protokol ini diprediksi terjadi sekitar pukul 21.00 WIB dan belum dapat disimpulkan sumber api penyebab kebakaran.
"Api bisa dikendalikan dan belum ada kita temukan korban jiwa dalam kebakaran ini," kata Ismet kepada wartawan.
Agar pemadaman tidak terkendala, personel kepolisian juga memasang garis polisi di bagian depan ruko yang terbakar untuk mengamankan lokasi kebakaran, dan petugas dinas perhubungan mengatur lalu lintas.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Dumai AKP Awaluddin Syam menyebutkan, untuk kepentingan pemeriksaan penyebab kebakaran ini sejumlah saksi mata dan petugas keamanan akan dimintai keterangan.
Polres Dumai juga akan meminta bantuan tim laboratorium forensik Polri di Medan Provinsi Sumatera Utara untuk penyelidikan peristiwa kebakaran tersebut.
Pewarta: Abdul Razak
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018