Mataram (ANTARA News) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat menjamin seleksi guru dan pegawai honorer yang akan berlangsung 24 Maret 2018 berlangsung secara jujur dan transparan.
"Semua proses seleksi kami jamin berlangsung transparan, karena tesnya dilakukan menggunakan komputer," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Muhammad Suruji di Mataram, Rabu.
Ia menuturkan karena tes menggunakan komputer, tidak ada peluang terjadinya praktik kecurangan, seperti pada proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dilakukan siswa.
Sebab, melalui proses seleksi berbasis komputer, semua peserta bisa melihat secara langsung berapa nilai yang didapatkan usai tes dilaksanakan.
"Jadi kalau tes menggunakan komputer tidak bisa bohong, kalau jawaban dan nilainya memang tinggi, pasti akan terlihat nanti. Sebab komputer tidak bisa disogok," tegasnya.
Menurut Suruji, pilihan tes menggunakan komputer lebih dipilih dan meniadakan tes wawancara langsung termasuk praktikum, tidak lain untuk menghindari terjadinya praktik nepotisme di antara panitia seleksi dengan guru honorer.
"Tidak ada titip menitip, semuanya transparan," tambahnya.
Adapun, yang boleh mengikuti tes, ungkap Suruji, yakni semua guru honorer di NTB yang mengajar.
"Jadi mau satu bulan atau lebih, yang terpenting pernah mengajar di sekolah negeri maupun swasta. Tidak dibatasi selama memenuhi syarat pernah mengajar dengan menunjukkan Surat Keputusan (SK) dari sekolah tempat mengajar," tandas mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) itu.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018