"Saya sampaikan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati karena marak modus pencurian uang melalui ATM akhir-akhir ini," kata Hadi saat jumpa pers di Markas Polda DIY, Selasa.
Menurut Hadi, selain disebabkan beragam modus kejahatan yang terus berkembang, kasus pembobolan uang nasabah juga disebabkan faktor kurangnya kewaspadaan masyarakat dalam menggunakan fasilitas ATM.
Hadi berharap masyarakat segera menghubungi petugas resmi dari perbankan yang bersangkutan apabila mengalami gangguan seperti kartu tersendat saat melakukan penarikan uang atau memilih menunda penarikan.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru menghubungi nomor "call center" yang tertempel di mesin ATM. Sebab "call center" resmi sebenarnya sudah tertera di kartu ATM.
"Apabila mesin ATM mengalami `trouble` atau bermasalah, `khan di dalamnya masih ada uangnya. Sehingga sebaiknya langsung ke bank atau menghubungi `call center` yang asli atau tidak jadi ambil uang saja," kata dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar menolak tawaran orang tak dikenal yang menawarkan bantuan saat mengalami masalah di mesin ATM.
Sebelumnya, Polda DIY telah menangkap 17 tersangka pembobol uang nasabah melalui Mesin ATM dengan cara mengganjal mesin lubang ATM dengan menggunakan tusuk gigi.
Para pelaku yang sebagian di antaranya mengenakan baju menyerupai seragam pegawai bank, kemudian berpura-pura membantu menukarkan kartu milik korban dengan kartu palsu yang sudah disiapkan.
Pelaku juga meminta korban menghubungi nomor `call center` (palsu) yang sudah ditempel di mesin ATM. Selanjutnya pihak yang dihubungi meminta data pribadi milik korban seperti nomor PIN hingga nama ibu kandung.
"Dan yang terpenting jangan memberitahu nomor PIN kepada siapapun. Pihak bank juga tidak akan menanyakan PIN karena itu rahasia nasabah," kata Hadi.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018