"Dengan bantuan ini, kami juga mendorong mereka memiliki kreativitas agar lebih produktif sehingga pada waktu tertentu bisa keluar dari kemiskinan," kata Idrus ditemui usai rapat koordinasi di Kementeriaan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa.
Ia juga menegaskan bahwa orientasi dari bansos adalah untuk mengurangi kemiskinan dan mengatasi ketimpangan.
"Yang penting juga adalah bagaimana mendorong daya beli, dalam arti mengubah perilaku masyarakat supaya langkah-langkah yang diambil terdorong untuk lebih mandiri," kata Idrus.
Program bansos, menurut Idrus, tidak hanya memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat, namun juga kebutuhan mendasar menyangkut pemberdayaan agar bisa hidup lebih mandiri.
"Ini tentu perlu proses, itulah pemberdayaannya," kata dia.
Pemerintah mencatat penyaluran bantuan sosial beras sejahtera (bansos rastra) periode Januari-Maret sudah 97 persen dengan cakupan distribusi secara nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) mencapai 86 persen di 44 kota dengan 1,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
"Kami sedang mempertimbangkan dan mengkaji untuk bisa memperluas BPNT ke depan yang akan didistribusikan dengan penambahan 24 kabupaten kota," tutur Puan.
Menko PMK mengemukakan hasil survei yang menyebutkan bahwa 90 persen KPM menyatakan kepuasan terhadap bantuan sosial dari pemerintah baik itu BPNT, bansos rastra, serta Program Keluarga Harapan (PKH).
Sementara untuk keluarga penerima manfaat juga rencananya akan ditambah dua juta KPM dan ditargetkan sampai 10 juta KPM pada tahun ini.
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018