Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa ditutup kembali melemah sebesar 45,99 poin seiring dengan sebagian investor yang mengalihkan dananya ke negara lain.

IHSG BEI ditutup melemah 45,99 poin atau 0,73 persen menjadi 6.243,57, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 8,89 poin (0,86 persen) menjadi 1.027,22.

"Pelemahan IHSG bukan berarti kondisi Indonesia tidak bagus, karena memang investor melihat ada kesempatan investasi di luar," ujar Vice President Research Artha Sekuritas, Frederik Rasali di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, keluarnya investor dari pasar saham domestik karena adanya potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, situasi itu membuat investor menilai imbal hasil investasi di Amerika Serikat menjadi lebih menarik dibandingkan negara lain, termasuk Indonesia.

"Jadi, sifatnya hanya sementara, setelah ada keputusan The Fed investor akan kembali mengincar Indonesia," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa pelemahan IHSG relatif masih wajar mengingat sejak 2017 hingga awal 2018 berada dalam tren kenaikan dalam waktu cukup panjang, bahkan hingga menembus rekor tertinggi baru.

Ke depan, ia memproyeksikan, IHSG masih berpotensi untuk kembali menguat didorong sentimen meningkatnya konsumsi di dalam negeri menyusul pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) pada 2019 mendatang.

"Pemilu akan mendorong konsumsi naik, di saat itu kesempatan investasi di ekuiti lebih baik," katanya.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 361.648 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,820 miliar lembar saham senilai Rp8,199 triliun. Sebanyak 113 saham naik, 243 saham menurun, dan 114 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 99,93 poin (0,47 persen) ke 21.380,97, indeks Hang Seng menguat 36,17 poin (0,11 persen) ke 31.549,93 dan Straits Times menguat 15,02 poin (0,43 persen) ke posisi 3.513,31.

Baca juga: IHSG BEI turun 27,20 poin

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018