San Francisco (ANTARA News) - Facebook pada Senin (19/3) mengumumkan mereka menggunakan jasa firma forensik digital untuk menyelidiki penanganan data jutaan warga Amerika yang dibocorkan ke sebuah perusahaan konsultasi yang mengerjakan kampanye pemilihan presiden Donald Trump tahun 2016.

Langkah Facebook tersebut diambil di tengah kritik setelah laporan-laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan Inggris Cambridge Analytica memperoleh data personal dari profil 50 juta pengguna jejaring sosial itu tanpa seizin atau sepengetahuan mereka.

Pernyataan Facebook menyebutkan perusahaan forensik Stroz Friedberg akan "melakukan audit komprehensif terhadap Cambridge Analytica", dan bahwa perusahaan tersebut setuju untuk mematuhi serta memberikan akses ke server dan sistemnya.

Facebook mengatakan psikolog University of Cambridge Aleksandr Kogan, yang mengembangkan aplikasi yang digunakan untuk mengambil data pengguna, juga setuju untuk bersikap kooperatif.

Mereka menambahkan bahwa Christopher Wylie, pakar analisis data asal Kanada yang bekerja dengan Kogan dan yang mengungkap kebocoran data itu ke media, menolak bekerja sama dalam audit tersebut.

"Ini bagian dari kajian komprehensif internal dan eksternal yang kami lakukan guna menentukan keakuratan klaim bahwa data Facebook yang bersangkutan masih ada," kata raksasa jejaring sosial California itu.

Facebook mencatat bahwa pihak-pihak yang terlibat telah menjamin bahwa data-data tersebut sudah dihancurkan, namun mengatakan "kalau data ini masih ada, maka ini akan menjadi pelanggaran besar kebijakan Facebook dan pelanggaran kepercayaan dan komitmen yang tidak dapat diterima oleh grup ini."

Perusahaan itu menyatakan syarat layanannya dilanggar ketika Kogan "berbohong" dan menggunakan hasil dari kuis kepribadiannya untuk mengirim data ke Cambridge Analytica, yang membantu dalam kampanye Trump pada 2016.

"Kami tetap berkomitmen untuk dengan gencar menegakkan kebijakan kami guna melindungi informasi orang-orang," demikian Facebook.
(mu)

Baca juga: AS selidiki skandal manipulasi data puluhan juta Facebooker

Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018