Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Senin sore menguat tipis mencapai 9.022/9.025 per dolar AS (Pkl 15.20) dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.028/9.030 atau naik empat poin. Analis Valas Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan rupiah mendapat dukungan positif dengan membaiknya bursa regional yang mendorong bursa lokal menguat sebesar 37 poin lebih (Pkl 15.00) yang berimbas ke pasar uang khususnya rupiah. Namun aktifitas perdagangan kurang ramai, pelaku masih memfokuskan perhatian pada rencana bank sentral Jepang (BoJ) yang akan segera menaikkan suku bunganya. BOJ menurut rencana akan menaikkan suku bunganya pada Agustus mendatang, tapi melihat yen terus tertekan kemungkinan kenaikan suku bunga akan lebih dipercepat, katanya. Rupiah, lanjut Noel Chandra berpeluang untuk kembali menguat hingga di bawah level Rp9.000 per dolar AS asalkan Bank Indonesia (BI) membiarkan pergerakannya disesuaikan dengan pasar. "Karena BI cenderung akan menahan apabila penguatan itu berlanjut hingga jauh di bawah level Rp9.000 per dolar AS," ucapnya. Menurut dia, rupiah pada hari berikut diperkirakan akan menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS, karena kondisi di dalam negeri cukup stabil dengan inflasi yang cenderung menurun. Kondisi ini diperkirakan juga akan didukung oleh faktor lain terutama dari eksternal, katanya. Kenaikan rupiah relatif kecil itu, lanjutnya, karena aktifitas perdagangan masih belum ramai di awal pekan dan pelaku pasar cenderung hati-hati bermain di pasar domestik. Mereka (pelaku) menunggu rencana BOJ yang akan menaikkan suku bunganya, ujarnya. Mengenai "hot money" asing, menurut dia, memang tidak memberikan pengaruh positif, bahkan cenderung merosot, karena investor asing lebih fokus bermain di pasar modal sehingga indeks bursa efek Jakarta (BEJ) terus menguat mencatat rekor baru mencapai 2.264 poin. "Kami memperkirakan rupiah akan terus mendapat respon positif dengan makin membaiknya indeks BEJ," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007