Beijing (ANTARA News) - Para penumpang yang kedapatan merokok di dalam kereta api cepat akan dikenai larangan menggunakan jasa moda transportasi berplatform rel tersebut selama 180 hari sebagaimana peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah China.
Berdasarkan surat edaran bersama yang dikeluarkan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), Mahkamah Agung, dan lembaga pemerintah lainnya di China mengenai orang yang membahayakan keselamatan kereta api, penumpang kedapatan tidak membeli tiket, mencetak dan menjual tiket palsu itu juga akan dilarang menggunakan jasa kereta api hingga 180 hari terhitung mulai 1 Mei 2018.
Peraturan baru juga menyinggung kredit macet, orang yang kedapatan menggelapkan pajak, dan penunggak utang pada lembaga keuangan internasional juga akan dimasukkan dalam daftar hitam calon penumpang selama satu tahun.
Orang yang masuk dalam daftar hitam itu dilarang membeli tiket pesawat dan kereta api, demikian laporan CRI, radio resmi pemerintah China, Selasa.
Kebijakan tersebut bagian dari upaya pemerintah China menerapkan sistem kredit sosial yang sampai saat ini masih dalam pembahasan.
Sebenarnya sistem kredit sosial tersebut sudah ada sejak 2014. Sistem tersebut memiliki informasi kredit yang dapat diakses secara nasional melalui platform daring yang di dalamnya terdapat daftar hitam orang-orang bermasalah seperti penunggak utang.
Pemerintah China akan meningkatkan dan memperbarui mekanisme daftar hitam kredit sosial untuk menjamin ketepatan waktu dan penyelesaian persoalan agar orang yang membayar utangnya terhindar dari tuntutan hukum, demikian pernyataan Wakil Kepala NDRC Zhang Yong.
Larangan merokok di daratan Tiongkok itu tidak seketat di Hong Kong dan Taiwan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Antara mendapati para penumpang kereta api cepat di China meluangkan waktu untuk merokok di emplasemen stasiun saat kereta berhenti sejenak untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.
Beberapa waktu lalu penumpang kereta bawah tanah (subway/MRT) di Beijing juga terlibat pertengkaran dengan orang asing yang merokok seenaknya di dalam kereta.
China termasuk negara yang relatif bebas bagi perokok di tempat umum dan terbuka, termasuk di restoran dan hotel, karena cukai tembakau memberikan sumbangan yang sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian negara berpenduduk terbesar di dunia itu.
Baca juga: China akan larang orang dengan "kredit sosial" buruk naik pesawat, kereta
(T.M038/b/a011)
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018