"Saat ini angin baratan masih dominan karena ada badai (siklon tropis Marcus) sehingga anginnya kembali baratan. Memang kami prediksikan pada awal bulan April, angin baratannya masih ada tapi sudah variabel, sehingga kami prediksikan sudah memasuki awal pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju kemarau khususnya untuk wilayah Cilacap dan sekitarnya," katanya di Cilacap, Selasa.
Ia mengakui bahwa BMKG Pusat telah merilis prakiraan awal musim kemarau di Indonesia yang diprakirakan berlangsung pada bulan April.
Menurut dia, rilis prakiraan awal musim kemarau di tingkat pusat tersebut nantinya akan direvisi di tingkat regional dan khusus untuk Jawa Tengah akan dirilis oleh BMKG Semarang.
Kendati demikian, dia mengatakan berdasarkan prakiraan awal, wilayah Cilacap dan sekitarnya akan memasuki awal musim kemarau sekitar akhir bulan Juni hingga Juli.
"Ada variasi, ada yang akhir bulan Juni dan ada pula yang bulan Juli. Nanti kami rilis kalau sudah final karena (rilis prakiraan awal musim kemarau) kemarin baru di tingkat pusat, biasanya akan direvisi di tingkat regional," jelasnya.
Terkait dengan masa transisi, Teguh mengatakan curah hujan cenderung berkurang dan terjadi pada sore hingga malam hari dengan durasi tidak terlalu lama.
Selain itu, kata dia, angin puting beliung atau langkisau berpotensi terjadi selama masa pancaroba dan hujannya disertai dengan petir.
"Kalau hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir masih dipengaruhi oleh gangguan siklon tropis berupa dampak siklon Markus yang diprediksi masih berlangsung hingga tanggal 23 Maret. Nanti setelah pengaruh siklonnya hilang, sifat hujannya akan kembali normal," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018