Kepanjen, Malang (ANTARA News) - Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Kepanjen, Kab Malang, Jatim, dr Agus w Arifin, mengakui piutang dari PT Askes sebesar Rp3 miliar selama tahun 2007 hingga bulan ini belum dibayar, sehingga 48 orang warga miskin yang harus dioperasi di rumah sakit itu tertunda.
Penundaan operasi hanya terjadi pada gakin yang sudah terdaftar atau masuk dalam operasi terencana saja. Untuk operasi "emergency" akan tetap dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan pada masyarakat pada umumnya.
"Ini adalah sebuah resiko, jadi setiap gakin yang memerlukan operasi yang sifatnya `emergency` akan tetap dilaksanakan. Namun untuk pasien yang masuk operasi terencana, belum bisa dipastikan sampai ditemukan solusi," ujarnya, Senin.
Menurut dia, untuk ke 48 orang yang masuk dalam operasi terencana hanya mendapatkan tindakan "imergency" saja. Untuk penanganan lebih lanjut, pihak RSU melakukan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan gakin.
Dana yang digunakan untuk palayanan "emergency" pada pasien operasi terencana berasal dari sistem subsidi silang, salah satunya berasal dari biaya sewa paviliun untuk pasien kelas satu dan kelas dua.
Menanggapi belum turunnya pembayaran piutang PT Askes pada RSU Kepanjen, ia menjelaskan sebetulnya total dari piutang PT Askes hingga pertengahan tahun 2007 mencapai Rp5 miliar, namun sudah dicicil sebanyak Rp2 miliar.
"Pihak Askes berjanji akan melunasi piutang pada bulan Juli ini. Kami berharap pihak Askes tidak mengingkari, agar seluruh pelayanan pada gakin bisa maksimal," terangnya.
RSU Kepanjen selama tahun 2006 telah menerima pasien rawat inap gakin sebanyak 11.596 orang. Dari jumlah tersebut, dana yang bisa diklaimkan ke Askes sebesar Rp7 miliar.
Wakil Ketua DPRD kab Malang, Purnomo Anwar mengemukakan untuk pelayanan pada gakin harus dilaksanakan secara maksimal. Pasalnya, penanganan kesehatan pada warga masyarakat merupakan tanggung jawab bersama terutama pemerintah daerah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007