Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak pelaku industri kosmetik nasional untuk memperkuat aspek penelitian dan pengembangan (litbang), salah satunya dengan menggandeng lembaga riset dan perguruan tinggi, untuk menciptakan inovasi produk demi memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Pasalnya, menurut Airlangga industri kosmetik --baik itu skala industri kecil dan menengah (IKM) maupun skala besar-- tidak bisa dipisahkan dengan sektor kreatif dan gaya hidup.
"Jadi, keberhasilan industri kosmetik ini perlu langkah kolaborasi yang kuat antara manufacturing dengan kreativitas," kata Menperin dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Industri kosmetik, lanjut Airlangga, juga harus bisa membangun sistem rantai pasok berlandaskan hubungan saling menguntungkan dan membutuhkan.
Sebab, memasuki era Industry 4.0, transformasi digital bakal menjadi nilai tambah bagi industri kosmetik nasional, kata Airlangga.
"Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen melalui e-commerce, memberikan peluang baru serta meningkatkan daya saing industri kosmetik nasional dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup," ujarnya menambahkan.
Promosi yang masih juga perlu dilakukan industri kosmetik lokal untuk menggaungkan namanya di pasar internasional, salah satunya memanfaatkan aktivitas generasi milenial di media sosial.
"Generasi milenial kita juga menjadi kunci penting dalam inovasi pemasaran ini, yaitu lewat media sosial mereka karena lebih efektif dan less costly. Bahkan, di Korea, mereka konsisten memberikan paket kosmetik sebagai souvenir," tuturnya.
Airlangga berharap Indonesia tidak tertinggal derap langkah negara-negara tetangga di Asia Tenggara yang mulai menuangkan fokus terhadap pengembangan potensi wellness industry, yang meliputi farmasi, herbal dan kosmetik.
"Kita bersaing dengan market leader di Asia, yaitu Korea. Pada saat yang sama, Thailand juga tengah melakukan pengembangan industri di sektor-sektor tersebut," katanya.
Kemenperin mencatat, Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai produsen jamu atau herbal di dunia setelah China, India dan Korea.
Sementara, industri kosmetik nasional mengalami capaian menyenangkan dengan tumbuh 20 persen pada 2017 lalu.
Baca juga: Industri kosmetik nasional tumbuh 20 persen
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018