Banjir di sini telah berlangsung sekitar sepekan, sejak Sabtu 11 Maret sampai Minggu 18 Maret, akibat hujan lebat beberapa hari terakhir yang diperparah oleh masuknya air dari Sungai Way Tulangbawang melalui pintu air yang bobol.
Akibatnya ketinggian air terus naik setiap hari hingga akhirnya memasuki rumah-rumah penduduk.
Dewa Gede Alit Astawa, Kepala Kampung Panggung Mulya, menyebutkan seluruh daerah di kampungnya nyaris terendam, sementara puluhan hektare tanaman singkong dan puluhan hektare tanaman padi-palawija terancam gagal panen.
315 rumah di kampung itu terendam, demikian pula jalan-jalan penghubung antara RK-RT.
Menurut Dewa, didampingi juru tulis Sakiman dan Suparno Hadi Ketua BPK setempat, ratusan rumah terendam, namun belum ada pejabat Pemkab Tulangbawang yang meninjau, termasuk Camat Rawapitu.
Baca juga: Banjir genangi akses jalan penghubung antarkabupaten Tulangbawang
Mereka memperkirakan genangan air terus bertambah tinggi, jika hujan masih akan turun beberapa hari ini.
"Biasanya banjir tahunan ini akan berlangsung lama, bisa berbulan-bulan air bertahan tidak bisa cepat surut, diduga keberadaan kampung ini di lahan cekungan berawa, tempat penampung air hujan dari semua arah," kata Dewa tentang kampungnya yang berada di tepian Sungai Way Tulangbawang.
Warga sendiri lebih mencemaskan meluapnya Sungai Way Tulangbawang mengingat ketinggiannya akan melebihi air di kampung itu sendiri. "Ini sangat menghawatirkan jika tanggul jebol, masyarakat kampung akan bertambah menderita," kata Dewa.
Dia menyatakan, para korban membutuhkan tenda untuk tempat pengungsian yang akan didirikan di atas tanggul, dan perahu karet.
Kendati tidak merenggut korban jiwa, dipastikan ada kerugian harta benda dan pertanian.
Saat ini pintu air ditutup agar air dari Sungai Way Tulangbawang tidak masukm kampung, namun pintu air itu bocor dan kini sedang diupayakan agar air tidak masuk, kata Dewa.
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018