Gaza City (ANTARA News) - Pemboman tak kunjung berhenti, berbagai rumah sakit penuh, anak-anak terkejut dengan bunyi ledakan bom, dan suhu di Gaza begitu dingin setiap malam, apalagi sebagian besar rumah di kawasan itu sudah tak berjendela lagi.Mereka mencemaskan mimpi buruk yang mereka alami saat ini akan semakin bertambah buruk.Menyusul gempuran secara besar-besaran selama berhari-hari dari udara, berondongan artileri kini menghantam Jalur Gaza, dengan para pejuang Hamas membalas serangan dengan granat roket pada tank-tank Israel.Anak-anak mengalami trauma, sehubungan mereka harus hidup dalam bayang-bayang ketakutan kalau-kalau rumah mereka akan diguncang ledakan berikutnya. Banyak anak kini tak mau makan. Mereka bersikap pasif, enggan berbicara. Mereka hanya menggelendot pada orang tua mereka sepanjang waktu," kata Sajy El-Maghinni, yang bekerja untuk Dana Anak-Anak PBB (Unicef) di Gaza.Banyak anak-anak kini takut dengan kegelapan, yang merupakan masalah utama di sana akibat tak adanya pasokan listrik, AFP melaporkan mengutip El-Maghinni, yang rumahnya tanpa listrik selama lima hari.Tak ada apa-apa untuk menghangatkan rumahnya, dengan semua kaca jendelanya hancur akibat ledakan, namun seperti yang lainnya di wilayah kantong Palestina terkepung itu ia telah menjadi biasa dengan cuaca dingin."Kami hanya memakai pakaian berlapis-lapis. Yang menjadi sumber keprihatinannya adalah bagaimana ia dapat membawa istrinya yang hamil sembilan bulan ke rumah sakit.Selalu dibayangi mautPada awal serangan, ia memperoleh pengalaman yang traumatis ketika rumah di sebelahnya terkena bom.Semua orang mengosongkan rumah mereka. Saya harus tinggal di rumah, saya tak tahu harus berbuat apa. Saya berdoa kepada Tuhan agar istri saya tidak melahirkan dalam kondisi seperti ini.Sulit untuk mendapatkan ambulance. Semua ambulance sibuk mengangkut orang yang terluka. Kami tak dapat berjalan ke klinik pada waktu malam, karena pesawat udara nirawak (drone) mengintai apapun yang bergerak.Sejumlah rudal yang dilepaskan ke Gaza diluncurkan dari pesawat tak berawak tersebut, yang dapat didengar suaranya saat terbang di angkasa.Setiap orang pada umumnya mengalami kisah tragis untuk diceritakan di kawasan pesisir pantai itu, yang sudah dalam kondisi lumpuh akibat blokade Israel selama 18 bulan."Kehidupan kami penuh dengan ketakutan," kata Abdelrahim Malaka, seorang penduduk Gaza City yang terkepung."Kami mengimbau kepada dunia agar memiliki belas kasihan kepada kami dan menyelamatkan kami dari perang Israel." (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009
Telah banyak Nabi utusan untuk\"mu tapi sudah berapa banyak pula kitab yang kamu acak-acak sesuai dengan nafsu syahwat\"mu setelahnya?????????
Kau memang manusia pilihan Tuhan tp kamu juga kaum yang paling durhaka kapada_Nya.......!!!!!!!!!!
Untuk anak2 balita Palestina yang Syahid, bersenang2lah engkau dengan bermain riang gembira ditaman surganya ALLAH SWT