Jakarta (ANTARA News) - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan nilai "idA-" kepada PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) dan rencana penerbitan Obligasi I/2007 senilai Rp750 miliar yang akan digunakan untuk membiayai sebagian belanja modal. Nilai tersebut merefleksikan industri telekomunikasi yang menguntungkan, model usaha BTEL yang tepat dan pertumbuhan usaha yang potensial, kata analis Pefindo, Niken Indriarsih, dalam pernyataannya di Jakarta, Senin. Namun, katanya, nilai tersebut diperlemah oleh sebuah ekspansi agresif, yang dapat mendorong "leverage" keuangan menjadi tinggi, dan tingginya potensi eksposur terhadap risiko mata uang asing termasuk ketatnya persaingan dalam industri. BTEL dirikan pada 1993 di bawah nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). Namun, sepuluh tahun kemudian, perusahaan mengubah namanya menjadi nama saat ini PT Bakrie Telecom dan meluncurkan jasa jaringan tanpa kabel baru menggunakan merek Esia. Dalam penyediaan jasa telekomunikasi, katanya, BTEL menggunakan teknologi CDMA 2000 1X pada frekuensi 800 mHz menawarkan jasa mobilitas terbatas dan saat ini beroperasi di Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Pada 31 Maret 2007, BTEL dimiliki oleh PT Bakrie & Brothers Tbk. 50,25 persen, CMA Fund Management 15,08 persen, PT Bakrie Communications 3,17 persen, Richweb Investments Ltd. 2,08 persen dan publik 29,43 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007