Baturaja (ANTARA News) - Ratusan penumpang Kereta Api Agrowisata jurusan Kertapati-Tanjung Karang terpaksa diangkut menggunakan bus dari Stasiun Prabumilih akibat insiden angkutan kereta babaranjang yang anjlok di jalur Tanjung Rambang Kabupaten Muaraenim pada Minggu dini hari.
"Anjloknya Kereta Api (KA) Babaranjang yang terjadi dini hari tadi menyebabkan ratusan penumpang KA Sriwijaya dari Palembang-Tanjung Karang terpaksa diangkut bus diantar ketempat tujuan masing-masing," kata Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Tanjung Karang, Pranoto saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya di Baturaja, Minggu.
Meskipun adanya insiden tersebut, kata dia, PT KAI akan tetap melanjutkan perjalanan penumpang Limek Sriwijaya dengan menggunakan bus untuk diantar sampai ke alamat tujuan.
"Penumpang dari Tanjung Karang diturunkan di Stasiun Baturaja, sedangkan dari Palembang diturunkan di Stasiun Prabumulih yang difasilitasi menggunakan bus," kata dia.
Menurut dia, para penumpang terpaksa diangkut menggunakan bus mengingat proses evakuasi Babaranjang anjlok tersebut memakan waktu yang cukup lama untuk bisa dilewati kembali.
"Kereta yang anjlok sudah dievakuasi dan perjalanan kembali normal," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut pihaknya meminta maaf kepada seluruh penumpang kerata api atas kejadian itu dan siap mengembalikan pembelian tiket hingga seratus persen.
"Bagi penumpang yang ingin mengembalikan tiket akan kami layani, dan dikembalikan seratus persen," jelasnya.
Beberapa penumpang Kereta Api Sriwijaya di Stasiun Peninjauan jurusan Tanjung Karang Lampung terpaksa membatalkan keberangkatan dikarenakan kereta yang akan ditumpangi tak kunjung tiba.
Menurut Adam Malik keluarga salah seorang penumpang KA Sriwijaya dari Stasiun Kertapati Palembang tujuan Tanjung Karang mengatakan, setelah satu jam lebih kedatangan kereta terlambat dari jadwal dia berinisiatif menanyakan kepada petugas di Stasiun Baturaja terkait alasan hal tersebut terjadi.
"Saya mendapat informasi dari pihak stasiun bahwa kereta Babaranjang anjlok di dekat Stasiun Tanjung Rambang Suka Merindu," katanya.
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018