Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (16/3) setempat menandatangani regulasi yang mengizinkan pejabat AS untuk melakukan perjalanan ke Taiwan untuk keperluan menemui sejawat.
Hal itu ditengarai untuk memicu kemarahan China, yang hingga saat ini masih menganggap Taiwan sebagai salah satu wilayah mereka.
Aturan tak mengikat tersebut tetap akan berlaku pada Sabtu pagi setempat, bila pun Trump tidak menandatanganinya, demikian pernyataan Gedung Putih.
Langkah tersebut kian mengganggu hubungan bilateral dan perdagangan AS-China, setelah sebelumnya Trump memberlakukan tarif dan mendesak China untuk mengurangi ketimpangan perdagangan dengan AS.
Hal itu terjadi meskipun belakangan AS kian bersandar kepada Beijing untuk membantu meredakan tensi tinggi mereka dengan Korea Utara.
Sebelumnya pada Jumat (16/3) waktu China, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang menegaskan sikap Beijing yang menentang regulasi tersebut dan mendesak AS untuk menerapkan kebijakan "Satu China" dan membatalkan hubungan apapun dengan Taiwan.
Saat ini, AS tidak memiliki hubungan formal apapun dengan Taiwan namun diperintahkan undang-undang untuk membantu pertahanan negara tersebut serta menjadi pemasok utama persenjataan mereka, demikian Reuters.
Baca juga: Demokrat klaim menang di Pennsylvania, Trump dalam bahaya
Baca juga: Trump pecat Menlu Tillerson, angkat Direktur CIA Pompeo sebagai pengganti
Baca juga: Perang dagang global belum akan terjadi
Pewarta: SYSTEM
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018