Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI), Dewi Umaya, berharap peringatan Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret bisa mendorong perfilman Indonesia lebih bermanfaat bagi masyarakat dan membuat insan perfilman lebih bermartabat.
"Bulan ini acaranya luar biasa. Hari Film Nasional 2018 tidak hanya dirayakan secara seremonial, tetapi aktif dirayakan selama sebulan," kata Umaya, dalam taklimat media perayaan Hari Film Nasional 2018, di Jakarta, Jumat.
Salah satu isu yang dibahas dalam taklimat itu tentang Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi para pekerja film. Menurut dia, SKKNI merupakan amanat dari undang-undang.
Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/693546/30-maret-nanti-ayo-tonton-film-film-indonesia
Umaya mengatakan, SKKNI pekerja film akan mendorong mereka bisa lebih bersaing dan membuat film yang lebih berkualitas.
"Saat ini, baru ada empat bidang yang sudah siap diujikan. Masih ada sembilan bidang lagi yang perlu dirumuskan materi sertifikasinya," tuturnya.
Telah ada 40 asesor SKKNI pekerja film, sedangkan sertifikatnya sendiri masih dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi karena belum ada sertifikasi khusus dari komunitas perfilman.
Taklimat Media Hari Film Nasional dihadiri sejumlah tokoh perfilman, yaitu Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56, Marcella Zalianty, dan Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Maman Wijaya.
Juga hadir aktor dan produser muda Darius Sinathrya serta aktor dan aktris senior Slamet Rahardjo, Niniek L Kariem, dan Ray Sahetapy.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018