Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan penyaluran kredit perbankan di Februari 2018 tumbuh delapan persen (tahun ke tahun/yoy), yang mengindikasikan mulai menggeliatnya penarikan kredit dari sektor korporasi.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto di Jakarta, Jumat, mengatakan korporasi mulai menuntaskan konsolidasi internalnya pasca-sepanjang 2017 menahan diri untuk berekspansi.
Alhasil, kredit perbankan di bulan kedua ini tumbuh lebih tinggi, dibandingkan Januari 2018 yang sebesar 7,4 persen (yoy) atau sebesar Rp4661 triliun.
"Korporasi sudah selesai konsolidasinya. Dia mulai pick up kreditnya di Februari ini," ujar Erwin.
Meski kredit tumbuh, Erwin mengaku, besarannya belum optimal. Jika dilihat sepanjang tahun yang terjadi atau dari 1 Januari hingga akhir Februari 2018, kredit baru tumbuh 0,4 persen (year to date/ytd).
Erwin mengklaim optimistis di akhir kuartal I 2018, penarikan kredit akan semakin besar. Selain debitur yang telah menuntaskan konsolidasi, kualitas aset yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan juga sudah menurun.
"Itu juga menjadi alasan perbankan untuk lebih menggenjot penyaluran kreditnya di tahun ini. Dengan demikian, pertumbuhan kredit tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu," ujar dia.
Di samping itu pula, pemulihan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2018 akan turut mendongkrak kredit. Bank Sentral sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 akan lebih tinggi darin 5,01 persen (yoy) atau realisasi kuartal I 2017.
"Iya Februari NPL turun lagi. Kalau dari sisi NPL saya rasa sudah sangat signifikan, kita tinggal momen pertumbuhan ekonomi saja. Kalo ekonomi tumbuh, pasti akan kembali lagi kalo dari konstruksi dan konsumsi mulai pick up peningkatan kembali," ujarnya.
Bank Sentral memproyeksikan kredit perbankan dapat tumbuh 10-12 persen tahun ini, setelah pada 2017 hanya tumbuh delapan persen. Sementara industri perbankan, dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan, memproyeksikan pertumbuhan kredit dapat mencapai 12,22 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018