Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp13.741 dibanding posisi sebelumnya Rp13.728 per dolar Amerika Serikat.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pergerakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berada dalam area konsolidasi cenderung melemah menjelang terbukanya peluang bagi The Fed menaikan suku bunganya.

"The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, dengan kenaikan pertama yang diantisipasi pasar akan dilaksanakan pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan," katanya.

Ia menambahkan, harga minyak mentah yang dalam kondisi mendatar juga turut mempengaruhi permintaan terhadap mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude, Kamis (15/3), naik 0,15 persen ke posisi 61,05 dolar Amerika Serikat per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude turun 0,05 persen menjadi 64,86 dolar Amerika Serikat per barel.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang dunia relatif terbatas karena kekhawatiran mengenai proteksionisme perdagangan dan gejolak politik di Amerika Serikat pasca pemecatatan menteri luar negeri Amerika Serikat.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Kamis (15/3), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.748 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.739 per dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018