Jakarta (ANTARA News) - PT Pegadaian (Persero) mencatatkan laba bersih Rp2,5 triliun pada 2017 atau tumbuh 13,7 persen (year-on-year) dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,2 triliun.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja Pegadaian di Jakarta, Kamis, mengatakan pencapaian tersebut seiring dengan upaya perseroan meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jaringan ke pelosok Tanah Air.

"Dalam dinamika situasi ekonomi makro tahun lalu, Pegadaian tetap mampu menumbuhkan laba sebesar 13 persen menjadi Rp2,5 triliun," kata Sunarso.

Ia memaparkan pencapaian laba tersebut juga didorong oleh kenaikan outstanding loan (OSL) menjadi Rp36,9 triliun dan pendapatan usaha sebesar Rp10,5 triliun.

Perseroan menargetkan OSL pada tahun ini sebesar Rp45,4 triliun dan pendapatan usaha Rp12,5 triliun, meningkat sekitar 19 persen persen dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp10,5 triliun.

Menurut Sunarso, performa keuangan perusahaan tahun 2018 diperkirakan terus tumbuh positif seiring dengan berlanjutnya prospek ekonomi nasional yang diperkirakan tumbuh 5,4 persen.

Pada 2018, Pegadaian menargetkan laba bersih sebesar Rp2,7 triliun atau meningkat 7,14 persen dengan menjangkau lebih banyak lagi nasabah dari saat ini yang berkisar 9,2 sampai 9,5 juta orang.

Ada pun strategi utama sepanjang tahun dengan meningkatkan kualitas layanan seperti digitalisasi layanan business process, kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang dan logistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.

Perseroan juga akan memperluas jangkauan dan jenis layanan meliputi peningkatan jumlah agen, memberikan layanan online melalui aplikasi handphone, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis teknologi finansial (fintech).

"Strategi Pegadaian dalam menghadapi tantangan antara lain melakukan transformasi pengembangan kanal distribusi, maupun produk yang berbasis digital," kata dia.

Sunarso mengakui bahwa kondisi persaingan di bisnis Pegadaian semakin ketat, antara lain disebabkan terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di industri pegadaian, seperti fintech.

Ia optimistis dengan strategi yang dijalankan, Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non-gadai.

Untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan lll tahap ll dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kembali obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target OSL periode 2018.

Selain itu, Pegadaian juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018