Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, garam yang menjadi bahan baku berbagai industri di Indonesia mutlak diperlukan untuk proses produksi.
Sehingga, jika ketersediaannya terganggu seperti yang tengah terjadi saat ini, maka proses produksi maupun ekspor produk industri juga akan ikut terganggu.
"Kalau tidak (tersedia garam), seperti industri infus itu berhenti, contact lense juga berhenti, kemudian pabrik kimia juga berhenti. Ini tenaga kerja kan harus kita lindungi," kata Airlangga di Jakarta, Kamis.
Tidak hanya itu, lanjut Menperin, industri makanan dan minuman hingga industri farmasi juga akan terganggu produksi hingga ekspornya.
Menperin meyakini, apabila garam industri yang dibutuhkan tersedia di dalam negeri, maka industri pasti akan menyerapnya.
"Karena industri juga kalau ada produksi nasional pasti diserap," katanya juga.
Airlangga menegaskan, investasi di dalam negeri membutuhkan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, sehingga bahan baku yang berasal dari dalam ataupun impor bukan menjadi permasalahan.
"Investasi itu harus dapat bahan baku. Itu terhadap semua industri, industri kimia, kertas, baja itu semua sama. Industri otomotif juga bajanya ada yang impor, antara impor dan domestik itu biasa saja," papar Airlangga.
Terkait kelangkaan garam tersebut, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah dalam waktu dekat memiliki solusi.
"Sudah ada rencana solusi. Kita tunggu saja," pungkasnya.
Baca juga: Kementerian Perdagangan izinkan impor 2,37 juta ton garam industri
Baca juga: Keputusan pemerintah untuk impor garam industri dipertanyakan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018