Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rhenald Kasali, menyoroti perkembangan teknologi asuransi (insurance technology/insurtech) di dunia yang berpotensi memengaruhi industri asuransi konvensional.
"Asuransi ke depan adalah data, bukan pasien. Data hilang itu celaka manusia," kata Rhenald ditemui usai acara "Tax Gathering" di Jakarta, Kamis.
Penulis buku berjudul "Disruption" itu menjelaskan bahwa cara kerja teknologi asuransi adalah melalui penggunaan "big data" yang dapat mempercepat verifikasi kepada nasabah dibandingkan industri asuransi sekarang.
Rhenald juga menilai industri asuransi saat ini terlalu mahal dan preminya banyak dinikmati oleh agen-agen asuransi.
"Nanti akan ada perubahan ke arah teknologi asuransi. Dugaan saya satu atau dua tahun ke depan akan berkembang," ujarnya.
Untuk menanggapi perubahan tersebut, Rhenald mengimbau perusahaan asuransi harus menguasai konsep "big data" dan bekerja sama dengan perusahaan rintisan bidang teknologi.
Ia menilai ruang lingkup teknologi asuransi sangat spesifik, misalnya, menyangkut proteksi data.
Perubahan teknologi asuransi tersebut seiring dengan perkembangan riset mengenai ilmu pengobatan yang presisi dan bersifat pencegahan.
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018