Batusangkar (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, mengatakan bahwa untuk belajar demokrasi yang azazi, maka bangsa Indonesia tidak perlu ke Amerika Serikat (AS), tetapi cukup ke Sumatera Barat (Sumbar).
"Kita cukup belajar ke Sumatera Barat bagaimana demokrasi yang sebenarnya", kata Kalla saat menghadiri prosesi adat "Batagak Tonggak Tuo" pembangunan kembali Istana Bassa Pagaruyung di Batusangkar, Minggu.
Menurut dia, demokrasi di Sumatera Barat ditunjukkan dengan mencari sebuah pesetujuan bersama dengan harus melalui musyawarah.
"Di sini harus bermusyawarah untuk menentukan sikap dan keputusan. Itulah demokrasi yang azazi," ujarnya.
Ia menambahkan, demokrasi azazi adalah demokrasi tanpa interupsi apalagi interpelasi, tapi semuanya diselesaikan dengan kearifan.
Kalla menyebutkan, di Sumbar demokrasi antar-para Datuk (tokoh-tokoh adat) tidak hanya kita menikmati petatah-petitihnya, tetapi maknanya adalah musyawarah untuk mufakat dalam mencapai kesepakatan.
"Kesepakatan itu harus menjadi inti dari pada kehidupan kita semua," ujarnya.
Selain itu, di Sumatera Barat budaya bangsa sangat berkembang dalam unsur persatuan dan demokrasinya yang menjadi lambang, sekaligus pendorong untuk maju.
Menurut Kalla, harus disadari semua bangsa, daerah dan suku selalu hanya dapat maju dengan semangatnya dilandasi budaya dan menjadi jalan hidup serta dasar dari pada kehidupan bangsa dan masyarakatnya.
Dalam hal ini, bangsa Indonesia ingin maju dengan semangat kegotong-royongan dan di Sumatera Barat dapat dilihat bagaimana cara-cara dalam menentukan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang sangat demokratis.
Ia menambahkan, budaya dan sejarah demokrasi harus menjadi pelajaran untuk masa depan. Budaya selalu positif selama kita jadikannya inti untuk memberi semangat.
Budaya tidaklah untuk menghentikan kita menjadi puas dan tidak sekedar untuk dinikmati, tapi untuk mendorong kita berfikir positif dan maju, demikian Wapres Kalla. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007