Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.743 dibanding posisi sebelumnya Rp13.728 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah lebih disebabkan masalah psikologis pelaku pasar dalam menanggapi potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat pada Maret ini," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa kenaikan suku bunga AS itu sedianya akan dilakukan dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 20-21 Maret nanti. Pada 2018 ini The Fed diproyeksikan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul pernyataan Bank Indonesia bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga, terlihat dari sejumlah indikator ekonomi yang menunjukan perbaikan.
"Itu cukup menenangkan pelaku pasar, diharapkan memberikan sentimen positif pada pergerakan rupiah ke depannya," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS bergerak cenderung terbatas menyusul kekhawatiran terhadap perang dagang global akibat kebijakan proteksionis Amerika Serikat.
"Memang belum jelas apa hasilnya untuk pasar mata uang jika perang dagang terjadi, namun umumnya akan buruk untuk dolar AS," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018