Cianjur (ANTARA News) - Kepolisian Resort (Polres) Cianjur, Jawa Barat (Jabar), menghentikan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus terperosoknya bus Limas yang disewa SMP Ar-Ridho Depok ke Sungai Cikundul karena pengemudinya, Helmi Mahfud (47), meninggal dunia. Helmi Mahfud, warga Gang Jambu RT 03/04, Desa Kedaung, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Bogor, Jabar, sebelumnya sempat dirawat tim medis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, kata Kepala Satuan Lalulintas (Kasat Lantas) Polres Cianjur, AKP Basuki, kepada pers di Cianjur, Ahad. Semula, aparat kepolisian menetapkan Helmi sebagai tersangka, namun dengan meninggalnya Helmi, maka kepolisian akhirnya menghentikan proses hukum penyelidikan dan penyidikan. Basuki mengatakan, Helmi meninggal dunia saat akan mendapat pertolongan di RSHS Bandung. "Karena menderita luka yang cukup parah, Helmi merupakan salah seorang korban yang dirujuk ke RSHS Bandung, namun nahas nasib Helmi tidak tertolong dan akhirnya meninggal," kata Basuki. Menurut dia, sampai saat ini korban meninggal dunia dalam peristiwa kecelakaan maut yang terjadi Sabtu (7/7) di Kampung Hanjawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jabar, tersebut tercatat sebanyak 15 orang meninggal dunia. Sedangkan, sejumlah korban yang mengalami luka berat, semuanya telah dirujuk ke berbagai rumah sakit, seperti RS Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor dan RSHS Bandung, serta RS Cimacan. "Korban yang mengalami luka ringan ada yang masih mendapatkan perawatan intensif di RS Cimacan, ada yang sudah diambil pihak keluarganya," ujar Basuki. Sementara itu, rongsokan bus hingga saat ini masih berada di Sungai Cikundul dan belum bisa diangakat karena medan yang cukup sulit. "Kalau tidak ada halangan kemungkinan bangkai bus baru bisa diangkat pada Senin (9/7)," ujarnya. Pasalnya, lanjut Basuki, besar kemungkinan di jalur itu kalau hari libur akan terjadi kemacetan. "Hari ini merupakan akhir liburan, hingga jalur jalan akan terjadi kemacetan. Jadi tidak cukup memungkinkan untuk mengevakuasi bangkai bus, karena kemacetan akan menghambat proses evakuasi," ujar Basuki. Basuki menampik jika masih ada korban yang belum ditemukan hingga saat ini. Menurut dia, saat proses evakuasi, semua korban telah berhasil ditemukan. "Tidak ada korban yang masih tersisa, semuanya telah berhasil dievakuasi," imbuhnya. Sedikitnya 15 orang tewas serta puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan, saat bus Limas bernomor polisi B 7919 PW yang membawa rombongan siswa SMP Islam Ar-Ridho, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Sukamulya, Kota Depok, Sabtu (7/7) sekitar pukul 10.30 WIB, masuk jurang sedalam sekira 20 meter. Ke-15 korban tewas dalam peristiwa tragis yang terjadi tepatnya di Kampung Hanjawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur itu, sebagian besar merupakan siswa yang berada dalam bus. Sementara itu, seorang korban tewas lainnya merupakan pengendara sepeda motor, yang sempat terseruduk bus nahas itu sebelum terjun ke jurang. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, namun diduga bus yang dikemudikan Helmi Mahfud mengalami rem blong. Beberapa saksi mata mengemukakan, bus berpenumpang sekitar 50 orang itu, yang rencananya akan berlibur ke Kebun Raya Cibodas (KRC) meluncur tidak terkendali sejak dari Puncak Pass, hingga akhirnya terjun ke Sungai Cikundul. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007