New York (ANTARA News) - Harga minyak anjlok, Rabu, akibat meningkatnya stok minyak mentah yang jauh lebih besar ketimbang yang diperkirakan di AS, konsumen minyak mentah terbesar dunia. Kontrak acuan New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Pebruari merosot 5,95 dolar menjadi 42,63 dolar per barel di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX). Minyak mentah Brent Laut Utara turun 4,67 dolar menjadi 45,86 dolar per barel di bursa InterContinental Exchange (ICE) London. Departemen Energi AS (DoE) mengemukakan bahwa persediaan minyak mentah melonjak 6,7 juta barel pekan lalu. Stok ini jauh lebih tinggi daripada perkiraan para analis yang hanya memprediksikan kenaikan 700.000 barel. "Meningkatnya stok minyak AS mengejutkan pasar dan akan menekan harga turun," kata Thierry Lefrancois dari bank investasi Prancis, Natixis. "Harga hanya dapat bertahan jika OPEC tetap disiplin menjaga tingkat produksinya," katanya kepada AFP. Menjelang keluarnya data tersebut, harga minyak naik di atas 50 dolar pada pekan ini, didorong oleh kekemasan pasokan akibat semakin meningginya ketegangan politik di Eropa dan Timur Tengah yang kaya minyak. Pada Selasa, kontrak New York sempat menyentuh level tertinggi harian 50,47 dolar dan Brent melonjak ke posisi 52,21 dolar -- level tertinggi dalam sebulan terakhir. Harga minyak naik lebih dari dua dolar, Senin, setelah Israel mengerahkan pasukan daratnya ke Jalur Gaza. Menlu Saudi Arabia, Pangeran Saud Al-Faisal, Rabu, mengenyampingkan penggunaan minyak sebagai senjata oleh negara-negara Arab untuk mengupayakan diakhirinya serangan militer Israel yang telah berlangsung 12 hari ke Jalur Gaza. "Minyak bukan senjata. Anda tak dapat membalikkan konflik dengan menggunakan minyak," katanya kepada para wartawan di New York, di sela-sela perdebatan sidang Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel yang telah merenggut 689 jiwa penduduk Palestina. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009