Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax), yang semula bernama Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan, berpendapat nilai tukar mata uang kripto Bitcoin yang menurun tajam disebabkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan pasar seperti biasa.
“Prinsip supply dan demand. Secara internasional, demand Bitcoin luar biasa sedangkan supply terbatas,” kata Oscar saat ditemui di peluncuran Indodax di Jakarta, Rabu.
Bitcoin dibuat secara terbatas, hanya ada 21 juta Bitcoin yang beredar di seluruh dunia.
Nilai tukar 1 Bitcoin hari ini sebesar Rp 129.050.000, dipandang menurun sejak beberapa pekan terakhir. Nilai Bitcoin yang melewati lebih dari Rp 250 juta per koin pada Desember lalu, sempat anjlok menjadi di bawah Rp 100 juta pada Februari lalu.
Meski demikian, Oscar menyatakan optimistis dengan perkembangan Bitcoin mengingat perkembangan secara global bergerak ke arah positif.
Jika dibandingkan memang nilai Bitcoin menurun hingga 50 persen, namun, Oscar menyarankan untuk melihat perkembangannya dari tahun ke tahun, tidak hanya naik-turun yang terjadi belakangan ini.
Jika dilihat kembali sekitar tahun lalu, kata Oscar, harga Bitcoin juga pernah berada di bawah Rp100 juta.
“Secara garis besar, kurva (Bitcoin) masih naik,” kata dia.
Mata uang kripto lainnya, Ethereum, cenderung bernasib lebih baik dari Bitcoin karena kini penggunaannya lebih luas serta teknologi blockchain yang antara lain didukung oleh Microsoft.
Baca juga: Transaksi mata uang kripto dilarang, ini tanggapan pelaku usaha
Baca juga: Gubernur BoE: bitcoin "gagal" sebagai mata uang
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018