Bangkok (ANTARA News) - Pihak berwajib Thailand menahan dua aktivis anti-kudeta yang melakukan kampanye menentang kekuasaan militer dan konstitusi baru yang akan menghadapi keputusan publik bulan depan, kata polisi dan para aktivis, Minggu.
Sombat Boonngamanong, pemimpin satu kelompok aktivis yang dibentuk setelah kudeta September lalu, mengatakan bahwa dirinya ditangkap Jumat oleh militer, ketika sedang menyampaikan pidato dihadapan massa di kota Chiang Rai, Thailand utara.
Aktivis yang tinggal di Bangkok itu sedang melakukan kampanye menentang junta dan rancangan konstitusi baru ketika tentara menangkap dan menahannya selama 24 jam karena melanggar undang-undang keamanan, katanya.
Chiang Rai adalah salah satu dari 35 provinsi Thailand masih berada di bawah hukum darurat, yang diberlakukan segera setelah digulingkannya PM (Perdana Menteri) Thaksin Shinawatra. Hukum darurat itu telah dicabut di 41 provinsi.
Saya ingin hukum darurat itu dicabut di bagian-bagian lain dari 35 provinsi karena referendum akan diselenggarakan," kata Sombat kepada AFP. "Bagaimana orang dapat memilih jika mereka tidak bebas berbicara?," tambahnya.
Penahanannya dilakukan pada hari saat dewan yang dibentuk militer menyetujui rancangan akhir sebuah konstitusi baru, yang menggantuikan konstitusi tahun 1997 yang dibatalkan para pemimpin kudeta. Undang-Undang Dasar itu akan menghadapi referendum 19 Agustus. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007