Sydney (ANTARA News) - Australia, Minggu, memperingatkan bahwa serangan teroris mungkin akan segera terjadi di Indonesia, termasuk Bali, lokasi serangan-serangan maut tahun 2002 dan 2005. Departemen luar negeri meningkatkan petunjuk perjalanan resminya ke Indonesia memperingatkan bahwa pihaknya memiliki laporan-laporan bahwa para teroris sedang berencana menyerang kepentingan-kepentingan Barat. "Serangan-serangan ini dapat dilakukan setiap saat dan dapat dilakukan sebentar lagi. Kewaspadaan khusus harus dijaga saat ini untuk menghindari sasaran-sasaran teroris yang dikenal." Australia seperti dilaporkan AFP mengatakan serangan-serangan terdahulu terhadap warga Barat di Bali dan Jakarta adalah sasaran-sasaran prioritas tapi menambahkan " serangan-serangan teroris dapat terjadi pada setiap saat, di mana saja di Indonesia". Australia menganjurkan warganya untuk mempertimbangkan perjalananan mereka ke Indonesia sejak serangan bom Bali pertama Oktober 2002 , di mana 88 warga Australia termasuk sekitar 202 orang yang tewas, tapi petunjuk perjalanan Minggu itu meningkatkan peringatan akan terjadi segera serangan-serangan. Peringatan itu dibuat setelah ketua kelompok garis keras Islam, Jemaah Ilamiyah (JI) , Zarkasi dan pemimpin sayap militernya, Abu Dujana ditangkap oleh polisi Indonesia bulan lalu bersama dengan enam tersangka lainnya. Kendatipun penangkapan-penangkapan itu dianggap sebagai pukulan penting terhadap JI, seorang anggota yang tidak disebut namanya organisasi itu mengemukakan kepada jaringan televisi Al Jazeera berbahasa Inggris bulan lalu bahwa tidak adanya kepemimpinan malah dapat membuatnya lebih berbahaya. "Situasi itu dapat menjadi lebih berbahaya sekarang karena sejumlah anggota menjadi tidak sabar tanpa instruksi-instruksi jelas dari atas," katanya dalam pernyataan-pernyataan yang diterjemahkan. JI dituduh terlibat dalam serangan-serangan bom di Bali tahun 2002 dan 2005 serta tahun 2003 di Hotel Marriott dan tahun 2004 serangan terhadap kedubes Australia di Jakarta.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007