Jakarta (ANTARA News) - Sarah Winchester (Helen Mirren) dianggap tak normal terutama oleh para karyawan perusahaan mendiang suaminya. Dia tanpa henti merenovasi kediamannya di kawasan San Jose hingga ada lebih dari 100 ruangan di sana.
Saat renovasi satu ruangan selesai, Sarah meminta para pekerja merenovasi ulang ruangan itu menjadi ruangan baru dan begitu seterusnya. Pembangunan tak pernah berhenti di kediaman Winchester.
Keganjilan perilaku wanita yang juga kehilangan seorang putri itu ternyata mengusik karyawan mendiang suami Sarah. Maklum, semenjak kepergian William, kendali perusahaan produsen senjata terbaik di masa itu, Winchester Repeating Arms jatuh ke tangan Sarah.
Para karyawan merasa Sarah tak layak secara mental sehingga mereka meminta psikiater Dr. Eric Price (Jason Clarke) melakukan penilaian medis pada Sarah.
Jika nantinya Sarah dinilai tak kompeten secara medis untuk menjalankan perusahaan, maka hak bisa jatuh pada orang lain.
Eric yang mengaku hanya percaya pada apa yang nyata dan bisa dipelajari setuju melakukan penilaian selama seminggu di kediaman Sarah.
Sesampai di sana, ternyata ada keponakan Sarah, Marion Marriot (Sarah Snook) dan putranya, Harry (Finn Scicluna-O'Prey) yang juga tinggal bersama Sarah. Belakangan Harry kerap kerasukan arwah seorang pria yang berniat membunuh Sarah.
Selain mereka, ada belasan asisten rumah tangga yang juga tinggal di sana, lalu para pekerja yang bekerja siang dan malam.
Baru hari pertama tinggal, Eric yang merupakan seorang pecandu obat sudah mengalami peristiwa yang membuatnya tegang. Namun dia yakin kalau kejadian yang membuatnya sempat terhenyak itu hanya ilusi.
Hari kedua, Eric akhirnya berkesempatan melakukan wawancara bersama Sarah untuk kali pertama. Tak ada yang aneh dengan Sarah saat itu. Walau arah obrolan sesekali mengarah pada sosok gaib dan dunia "lain".
Tak lama setelah itu, Eric kembali mengalami kejadian aneh. Seakan ada seseorang yang juga berdiam di ruangannya. Dia bahkan sempat bertanya pada salah satu asisten rumah tangga pria di sana, apakah ada seseorang yang keluar dari ruangannya atau tidak.
Rasa penasaran menuntun Eric berkeliling seisi rumah. Walau sebelumnya, Marion sudah mengingatkan kalau hanya sayap kiri rumah yang boleh dimasuki.
Di salah satu sisi rumah, Eric melihat Sarah sedang duduk sembari menutupi wajahnya menggunakan selendang hitam. Sarah rupanya menggambar sesuatu dengan mata terbelalak ke atas.
Belum jelas apa yang terjadi saat itu, tiba-tiba sesosok pria muncul di depan mata Eric, wajahnya tak asing namun ada yang berbeda dengannya.
Di lain hari, Eric kembali melakukan wawancara dengan Sarah. Ada satu rahasia yang Sarah ungkapkan pada Eric, alasan mengapa dia membangun dan merenovasi begitu banyak ruangan tiada henti.
Juga alasan mengapa ada sejumlah ruangan yang disegel dengan 13 buah paku.
Eric baru benar-benar yakin tentang perkataan Sarah saat dirinya bertemu sosok Ben Block (Eamon Farren), tentara Amerika yang ternyata terbunuh 20 tahun lalu oleh senjata Winchester.
Ben hanya satu dari ratusan arwah yang menghantui rumah Winchester. Namun, hehadiran Ben membuat Sarah dan keluarganya terancam, melebihi yang lainnya.
Sarah tahu tujuan Ben dan mencoba menenangkan Ben. Eric menawarkan bantuan dan juga menemukan solusi. Bagaimana caranya? Akankah ada nyawa yang menjadi korbannya?
"Winchester" besutan sutradara Michael Spierg dan Peter Spierg ini berdurasi sekitar 100 menit. Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata seorang janda bernama Sarah Winchester dan kediamannya yang dianggap sebagai salah satu rumah paling berhantu di dunia sejak 1906.
Film ini juga menggambarkan kepercayaan Sarah bahwa kematian suami dan putrinya berhubungan dengan ratusan orang yang terbunuh oleh senjata buatan perusahannya, terlebih saat dia tahu kalau dirinya sudah dikutuk.
Sebuah thriller horor yang tentu saja akan sesekali membuat jantung berdebar lebih kencang, kendati tak ada sosok yang benar-benar menakutkan muncul di sana.
"Winchester" tayang di bioskop tanah air hari ini.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018