Kabul (ANTARA News) - Pasukan keamanan melaporkan telah menewaskan lebih dari 30 orang dari kelompok Taliban, melalui serangan darat dan udara, kata koalisi yang dipimpin Amerika Serikat di sini Sabtu, sebagai catatan pertempuran paling akhir terhadap gerilyawan Islam yang makin gencar di Afghanistan. Pertempuran meletus di provinsi tenggara Farah pada kemarin, pada saat kelompok militan menyerang polisi dan tentara Afghan dengan menggunakan granad berpeluncur roket dan senjata mesin, kata pasukan pemerintah dalam pernyataannya. Pasukan keamanan membalas dan `membunuh lebih dari 30 gerilyawan dengan senjata kecil yang akurat dan serangan udara yang tepat. Pihak koalisi, yang membantu pasukan keamanan Afghan mengalahkan kembali terhadap pemberontakan selama lima tahun, mengatakan bahwa pihaknya tidak mempunyai laporan-laporan bahwa penduduk sipil menjadi korban dalam pertempuran itu. Meskipun demikian, kementerian dalam negeri Afghan mengatakan, ada beberapa klaim tentang adanya korban dari warga sipil - suatu isu sensitif bagi pasukan internasional, yang katanya sekitar 300 orang penduduk sipil telah terbunuh oleh tentara pada tahun ini. Kementerian juga melihat adanya tuduhan-tuduhan korban sipil yang sangat berat dalam serangan-serangan pemboman pada hari Kamis dan Jum`at di provinsi pegunungan Kunar, yang berbatasan dengan Pakistan. Seorang penduduk mengatakan kepada AFP, bahwa sembilan orang terbunuh ketika rumah mereka dihajar bom dan 27 orang lainnya saat menghadiri upacara pemakaman untuk menguburkan warga yang menjadi korban serangan. Pasukan militer Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membenarkan adanya serangan-serangan tersebut, namun menampik kekhawatiran tentang klaim-klaim adanya korban tewas dari penduduk sipil. "Hal ini belum jelas apa yang terjadi," kata jurubicara kementerian dalam negeri, Zemarai Bashary, kepada AFP. "Kami akan mengirim orang ke sana untuk memeriksa apa yang telah terjadi. Kami sendiri tak punya informasi apapun dari lapangan." Dalam insiden lainnya, empat prajurit dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO Sabtu mengalami luka parah ketika sebuah bom menghajar konvoi di provinsi selatan Kandahar - tempat lahir gerakan Taliban. Untuk mengakhiri pertempuran dengan pemberontak Taliban yang didukung Al Qaeda yang makin meningkat pada musim panas ini, beberapa pertempuran besar terjadi di seluruh negeri, sementara itu kampanye bom bunuh diri dari pihak gerilyawan kian meluas ke daerah-daerah yang semula tenang, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007