Associate Country Manager Carousell Indonesia Olivia Lautner di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya melakukan survei in-app terhadap 970 responden dari berbagai kota di Indonesia.
"Kami menemukan bahwa orang Indonesia adalah suporter besar penjualan dan pembelian barang bekas secara online, bahkan 8 dari 10 orang Indonesia bersedia menjual barang bekas penuh kenangan termasuk misalnya barang pemberian dari mantan kekasih di masa lalu," katanya.
Ia menambahkan, sebagian besar masyarakat Indonesia menjual barang-barang bekas tersebut dengan berbagai alasan di antaranya untuk mendapatkan uang tambahan.
"Mendapatkan uang tambahan adalah alasan paling populer bagi orang Indonesia untuk menjual barang mantan pacar sebesar 60 persen, alasan yang lain adalah untuk mengurangi tumpukan barang di rumah sebesar 44 persen, dan untuk move-on dari masa lalu 34 persen," katanya.
Dari responden yang menyatakan bersedia menjual barang bekas sisa kenangan masa lalu, 40 persen di antaranya mengatakan bahwa selama ini mereka hanya menyimpan barang tersebut tanpa alasan, 35 persen menyatakan masih menggunakannya, dan 20 persen menyatakan mereka sulit melepaskan barang tersebut karena menyimpan memori.
Carousell sendiri adalah sebuah marketplace dimana pengguna bisa menjual dan membeli barang bekas, dan cukup mengejutkan bahwa ada banyak pengguna yang menjual barang-barang unik seperti barang pemberian dari mantan pacar.
Menurut data internal Carousell, ada sekitar 20.000 barang mantan pacar yang dijual.
"Barang-barang tersebut adalah pakaian sekitar 70 persen, mainan sekitar 40 persen, dan buku 30 persen," katanya.
Sejak diluncurkan di Indonesia pada 2015, Carousell telah menjadi salah satu "mobile classifieds marketplace" yang berkembang pesat di mana orang bisa membeli, menjual, dan terhubung satu sama lain.
Di Indonesia, ada lebih dari 10,5 juta barang yang dijual dan 2,7 juta barang yang telah terjual.
"Dengan Carousell, move on jadi semudah mengambil foto, pasang, dan jual dalam 30 detik saja," kata Olivia.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018